Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Puluhan Warga Rohingya "Stateless" Dipulangkan ke Myanmar

Kompas.com - 23/11/2016, 18:31 WIB

TEKNAF, KOMPAS.com – Polisi Banglades, Rabu (23/11/2016), menangkap puluhan migran Rohingya, termasuk anak-anak, dan segera memulangkannya ke Myanmar dari mana mereka datang.

Myanmar dalam sebulan terakhir diguncang oleh konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan kelompok separatis garis keras, seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Warga dilaporkan sangat cemas dan ketakutan karena situasi itu diwarnai laporan bahwa militer membakar desa yang dihuni imigran dan perempuan pun diperkosa.

Pemimpin masyarakat Rohingya mengatakan, telah terjadi peningkatan secara drastis tajam jumlah orang melintasi perbatasan menuju Banglades.

Pada Rabu malam, setidaknya telah tiba sekitar 500 orang di perbatasan dengan Banglades. Mereka menyamar dan menggunakan penutup kepala di dalam kegelapan untuk menghindari deteksi.

Hingga 30.000 Rohingya, kelompok minoritas Muslim yang tidak diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar, telah dipaksa meninggalkan rumah mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menambahkan, Banglades telah didesak untuk membuka perbatasannya bagi para migaran.

Polisi di Cox Bazar, sebuah kota di perbatasan Banglades, Rabu ini, mengatakan, mereka telah menahan 70 warga Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Kami menangkap mereka setelah mereka masuk secara ilegal (ke Banglades). Mereka akan dikirim pulang ke Myanmar," kata Shyamol Kumar Nath, Komandan Polisi di Cox Bazar.

Baik Banglades maupun Myanmar telah mengamankan masing-masing wilayah perbatasan.

Aleya Khatun (38), menderita luka akibat terkena ranjau darat saat ia melintasi perbatasan ke Banglades Selasa malam dengan kerabat dan sembilan keluarga lainnya.

Menurut dia, ranjau darat itu telah membunuh tetangganya, Johra, yang bepergian dengan mereka.

Khatun mengatakan, setidaknya lebih dari 1.200 keluarga Rohingya bersembunyi di hutan dekat perbatasan, menunggu untuk menyeberangi sungai menuju Banglades pada malam hari.

Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan hampir 70 orang di negara bagian Rakhine dan menangkap sekitar 400 orang yang diduga pemberontak sejak terjadi bentrokan senjata bulan lalu.

Kekerasan itu merupakan pukulan terbaru terhadap pemerintahan presiden de facto Aung San Suu Kyi, yang selama ini dilihat sebagai ikon demokrasi Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com