Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama dalam 70 Tahun, Jepang Dapat Gunakan Kekuatan di Sudan Selatan

Kompas.com - 22/11/2016, 06:01 WIB

JUBA, KOMPAS.com — Satu kontingen pasukan Jepang tiba di Sudan Selatan, Senin (21/11/2016), untuk bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di negara yang sedang dilanda konflik mematikan itu.

Mereka adalah tentara Jepang pertama yang dikirim ke luar negeri dengan mandat penggunaan kekuatan dalam lebih dari 70 tahun, sejak akhir Perang Dunia II, seperti dilaporkan Voice of America, Selasa (22/11/2016).

Sebanyak 350 tentara menggantikan kontingen Jepang sebelumnya yang bertugas dalam Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS), tetapi tanpa wewenang untuk menggunakan kekuatan.

Di bawah wewenang baru yang diberikan oleh Pemerintah Jepang ini, tentara diizinkan menanggapi panggilan mendesak dari staf dan pekerja bantuan PBB.

Ada juga rencana untuk pasukan baru itu melindungi pangkalan PBB yang pernah diserang.

Tentara Jepang juga akan membantu dalam bidang teknik dan konstruksi di ibu kota, Juba.

Tsuyoshi Higuchi, seorang pejabat informasi militer Jepang, mengatakan kepada Reuters bahwa 67 tentara tiba Senin pagi, 63 orang lagi diharapkan mendarat pada waktu sore, dan kelompok terakhir dari 350 tentara itu dijadwalkan tiba pada 15 Desember.

Jepang tahun lalu meloloskan UU yang memberi militer otorisasi untuk berpartisipasi dalam konflik asing, menanggalkan kebijakan lama bahwa perang hanya untuk membela diri.

Para pengecam mengatakan, UU itu melanggar konstitusi anti-perang dan bisa melibatkan Jepang dalam konflik di luar negeri.

Sudan selatan telah terperosok dalam kekerasan sejak bentrokan meletus pada Desember 2013 antara pendukung Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya, Riek Machar.

Pertempuran yang umumnya antar-etnis itu telah menyebabkan ekonomi terpuruk, menewaskan puluhan ribu orang, membuat lebih dari dua juta orang mengungsi, dan menciptakan situasi kemanusiaan yang mengerikan, dengan hampir 5 juta orang diyakini sangat rawan pangan.

Machar kembali ke ibu kota, Juba, tahun ini setelah mencapai kesepakatan damai. Namun, pertempuran baru meletus di luar Istana Presiden pada 8 Juli saat Machar berada di dalam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com