Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penembakan yang Tewas di Azusa di Bawah Pengaruh Kokain

Kompas.com - 10/11/2016, 08:06 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Pria bersenjata yang menembak mati seorang pria tua dan melukai dua perempuan hingga kritis, ternyata sedang terpengaruh kokain.

Seperti yang diberitakan, penembakan terjadi di dekat tempat pemungutan suara di selatan California, menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat. 

Kepastian adanya pengaruh kokain di tubuh pelaku, disampaikan kepolisian setempat, Rabu (9/11/2016), seperti diberitakan Reuters.

Lelaki berusia 45 tahun tersebut terbunuh dalam baku tembak dengan polisi di permukiman di Kota Azusa, sekitar 40 kilometer timur laut Los Angeles. 

Meskipun penembakan terjadi di TPS dan mengganggu proses pemungutan suara, namun polisi memastikan tak ada motif langsung yang terkait dengan pemilihan presiden AS.

Otoritas keamanan setempat menyebut dalam pernyataan tertulis, hingga saat ini belum diketahui motif penyerangan itu.

Polisi hanya menyebut, pelaku melakukan aksi di bawah pengaruh kokain yang dikonsumsinya di rumah sesaat sebelum penyerangan. 

Baca: Akibat Penembakan, 2 TPS di California Ditutup

Sebelumnya diberitakan, insiden ini mendorong penguncian di sekolah terdekat, temasuk dua TPS, yang salah satunya kemudian dibuka kembali.

Disebutkan, polisi tiba di lokasi kejadian yang merupakan kawasan permukiman, dan menemukan tiga korban penembakan.

Saat tiba di lokasi pun, polisi masih dihujani dengan serentetan tembakan. Demikian dikatakan Kepala Kepolisian Azusa Steve Hunt.

Hunt mengatakan, polisi lalu membalas serangan itu, dan akhirnya pelaku dinyatakan tewas dalam baku tembak. 

Belum jelas pula apakah pelaku dibunuh oleh polisi atau dia melakukan aksi bunuh diri.

"Satu korban laki-laki dibawa ke rumah sakit terdekat, dan di sana dia dinyatakan telah tewas," demikian bunyi pernyataan otoritas keamanan Los Angeles.

"Dua perempuan dewasa juga dilarikan ke rumah sakit, di mana mereka kini masih dalam perawatan dengan kondisi kritis."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com