Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Rusia Diduga Disiksa di Dalam Bui, Kepala Dimasukkan ke Jamban

Kompas.com - 01/11/2016, 20:06 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang aktivis pergerakan di Rusia yang dipenjara karena melakukan protes solo anti pemerintahan, diduga disiksa dan dan diancam diperkosa dan bahkan dibunuh di dalam bui.

Aktivis itu bernama Ildar Dadin. Pria berusia 34 tahun tersebut diganjar vonis penjara dua tahun enam bulan di sebuah penjara di wilayah Karelia, Rusia.

Dia menjadi orang pertama yang mendapat hukuman menyusul diberlakukannya undang-undang baru yang mengatur partisipasi berulang dalam aksi unjuk rasa. 

Sebuah surat yang ditujukan kepada sang istri dan dipublikasikan di laman Meduza, Selasa (1/11/2016) mengungkap fakta mencengangkan itu.

Meduza, adalah sebuah media independen di Rusia yang berkedudukan di Latvia.

Di dalam surat itu Dadin mengaku, di hari kedua masa hukumannya pada bulan September lalu, gubernur penjara setempat bersama tiga penjaga datang ke selnya. Di sanalah penyiksaan dimulai.

"Mereka memukuliku empat kali hari itu, 10 sampai 12 orang di waktu bersamaan, mereka pun menendangi aku," tulis Dadin dalam surat yang ditranskripkan oleh pengacaranya, Alexei Liptser, Senin kemarin

"Setelah penyiksaan ketiga, mereka memasukkan kepala saya ke dalam jamban yang ada di sel isolasi," kata dia.

Dadin juga mengaku bahwa pegawai penjara sempat menggantungnya dengan borgol di tangan.

Mereka lalu menurunkan celana dalam Dadin mengancam akan memerkosa jika dia menolak untuk menghentikan aksi mogok makannya.

Aksi itu dilakukan setelah dia kehilangan kebutuhan dasar seperti sabun dan kertas toilet di dalam sel.

Dadin pun memastikan bahwa dia bukan satu-satunya narapidana yang disiksa dan diancam akan dibunuh di dalam bui jika mengeluh. 

"Berlanjut, penyiksaan, kekerasan, pelecehan, dan hal-hal yang tak dapat ditoleransi, ini pun terjadi pada narapidana lainnya," tulis Dadin. 

Menanggapi kabar ini, Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti diberitakan AFP,  mengatakan Presiden Vladimir Putin bakal dikabari tentang dugaan tersebut. 

Penjelasan senada diungkapkan oleh seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari layanan pemasyarakatan daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com