Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2016, 18:54 WIB

MALAKA, KOMPAS.com - Di jalanan kota bersejarah Malaka, Malaysia, banyak terlihat pengemis cacat dengan wajah rusak meminta uang kepada warga setempat atau wisatawan.

Ternyata mereka adalah bagian dari sebuah geng yang dikendalikan dua pria bersaudara asal China dan beranggotakan warga Malaysia.

Geng ini tak hanya beroperasi di Malaysia tetapi juga memiliki jaringan hingga ke kota Dongguan dan Zhengzhou di daratan China.

Biasanya di pengujung hari, para pengemis itu bertemu di satu tempat dan mengumpulkan uang hasil kerja mereka. Namun, sebagian besar uang itu masuk ke kantung para pemimpin geng.

Tim harian The Star membuntuti dua pengemis selama dua hari sejak Jumat (21/10/2016) saat mereka berada di Malaka hingga tiba di Kuala Lumpur, Minggu (23/10/2016).

Di Kuala Lumpur, sebanyak 30 pengemis dengan cacat tubuh dan wajah rusak itu ditempatkan di sebuah hotel murah di Petaling Street.

Beberapa jam kemudian, seorang pria, yang diyakini salah satu dari dua bersaudara asal China itu, tiba dan mengumpulkan uang dari para pengemis tersebut dan langsung meninggalkan hotel.

Anggota geng itu terlihat mondar mandir di depan hotel sehingga jurnalis The Star kesulitan untuk mengambil foto atau mendekati hotel tersebut.

Akhirnya, para jurnalis berhasil berbicara dengan dua orang pengemis berkat bantuan seorang pekerja restoran yang fasih berbahasa Mandarin.

Pengemis pertama memperkenalkan diri dengan nama Xiu Yuan (33) dan mengaku lahir sebagai anak yang sehat. Dia kemudian diculik dan dibuat cacat oleh geng kriminal ini di China.

"Ini adalah sebuah geng besar dan kuat yang memiliki koneksi di Malaysia yang selalu mengawasi kami," kaya Xiu sambil melihat suasana di sekelilingnya untuk memastikan dia tak diawasi.

Xiu mengklaim, geng ini membuat dirinya cacat dan dia disandera selama beberapa tahun sebelum dibawa ke luar negeri.

Pemimpin geng ini hanya mereka kenal dengan sebutan Tahkeh berada di China dan hanya mengizinkan para pengemis senior yang pergi ke luar negeri setelah mereka memperoleh kepercayaan.

"Di China banyak pengemis yang menderita dalam cengkeraman geng ini," tambah Xiu Yuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com