Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UE Tegakkan Sanksi Keuangan atas Mantan Presiden Ukraina Pro-Rusia

Kompas.com - 16/09/2016, 06:21 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com -  Pengadilan Uni Eropa, Kamis (15/9/2016), menegakkan sanksi-sanksi keuangan yang diterapkan terhadap mantan Presiden Ukraina, Victor Yanukovich, yang meninggalkan negaranya pada 2014 setelah pemberontakan muncul.

Yanukovich, yang pro Moskwa itu, telah mengasingkan diri ke Rusia dan mengajukan banding atas sanksi Uni Eropa (UE) tersebut, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pengadilan Umum UE mengatakan, sanksi dijatuhkan sebagai tindakan terhadap tuduhan penggelapan uang dan kejahatan keuangan.

Berdasarkan keputusan pengadilan itu, yang mulai berlaku pada Maret 2014, Yanukovich dan puteranya kehilangan akses terhadap dana yang mereka simpan di bank-bank Eropa.

Pengadilan membenarkan bahwa pembekuan dana tersebut diterapkan sejak Maret 2015 hingga Maret 2016.

Namun, Yanukovich memenangi banding terkait sanksi dari Maret 2014 hingga Maret 2015 karena pemerintahan negara-negara UE tidak menunjukkan bukti yang cukup soal dugaan Yanukovich melakukan kejahatan keuangan.

Tuduhan diajukan hanya berdasaran surat dari kejaksaan Ukraina, kata pengadilan. UE telah memperpanjang sanksi hingga Maret 2017.

Pengacara Yanukovich mengatakan mantan presiden Ukraina itu juga akan mengajukan banding terkait perpanjangan masa sanksi oleh UE. Pengadilan diperkirakan juga akan memutuskan hasil banding Yanukovich itu.

"Keputusan-keputusan ini adalah kemenangan bagi klien-klien kami," kata sang pengacara, Joe Hage. "(Keputusan) itu menunjukkan bahwa dasar penjatuhan sanksi tidak meyakinkan."

Seorang pejabat UE menolak anggapan seperti itu. Ia mengatakan putusan pengadilan tersebut "menegaskan kekukuhan kebijakan sanksi UE."

Seluruh dana Yanukovich masih dibekukan dan pembekuan untuk 2014-2015 hanya menyangkut masalah teknis, menurut seorang sumber yang mengetahui proses putusan.

Biasanya pada kasus-kasus seperti itu, bunga dibayarkan ke rekening yang dibekukan.

Interpol telah memasukkan Yanukovich dalam daftar pencarian internasional atas perintah pihak berwenang Kiev kendati Moskwa diperkirakan tidak akan mengekstradisi mantan presiden itu.

Yanukovich selama ini membantah terlibat dalam korupsi. Ia bisa mengajukan banding terhadap putusan pengadilan tinggi UE dalam dua bulan mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com