Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim AS: Semua Agama, Suku, dan Ras Berhak Tinggal di Bumi Amerika Sesuai Konstitusi

Kompas.com - 10/08/2016, 09:50 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com –  Sejumlah warga Muslim Amerika Serikat marah atas seruan calon presiden Partai Republik, Donald Trump, untuk melarang imigran masuk AS.

Kemarahan juga diluapkan terkait dengan perselisihan terbaru Trump dengan keluarga seorang tentara yang gugur dalam pertempuran, seperti dilaporkan Voice of America, Rabu (10/8/2016).

Trump mengatakan ia prihatin tentang teroris dan tidak mengecam warga Muslim. Namun, sejumlah warga Muslim AS Amerika menuduhnya telah melanggar batas antara perdebatan dan ungkapan kebencian.

Warga Muslim AS kini bergerak dan bicara di berbagai media sosial.

Seruan Trump untuk sementara waktu melarang masuknya warga dari sejumlah negara Muslim besar memicu kecaman dari Muslim AS.

Mereka menyebut pernyataan-pernyataan Trump telah memanaskan situasi.

“Suasana di AS kini seperti di dalam gedung biskop yang sesak penonton dan seseorang berteriak ‘kebakaran’ sehingga timbul kepanikan,” kata Naveed Merchant, seorang warga AS.

Tim kampanye Trump menunjuk seorang Muslim yang mendukungnya untuk memberikan penjelasan.

“Keamanan AS adalah prioritas nomor satu bagi Trump. Saya sendiri sebagai Muslim merasa bahwa keamanan adalah prioritas utama,” ujar Sajid Tarar, warga lainnya.

Trump mengatakan ia menarget terorisme dan bagian-bagian dunia yang menjadi asal terorisme. Namun, para pengecam mengatakan Trump menyamakan teroris dengan Islam.

Hussam Ayloush berbicara dengan Voice of America melalui Skype mengatakan, “Pernyataan itu membuat rasa anti-Muslim menjadi sesuatu yang wajar.”.

“Juga membuat retorika anti-Muslim hal yang normal karena jika tokoh yang dinilai penting seperti Trump mengatakannya, maka semua orang pasti boleh mengatakannya juga,” tambah Ayloush.

Rafik Ahmed,  seorang warga Muslim yang datang dari Pakistan 50 tahun lalu, mengatakan, ia percaya pada pemilih.

“Mayoritas warga AS adalah orang cerdas, saya harap mereka akan mengakui bahwa warga Muslim telah menyumbang begitu banyak hal bagi negara ini,” kata Rafik.

Mengulangi pernyataan Muslim AS yang puteranya gugur di medan perang tadi, seorang imigran Kurdi, Timar Ahmed, mengatakan ia percaya pada konstitusi AS.

“Semua agama, semua suku, tidak peduli dari mana Anda berasal atau apa latar belakang Anda. Selama bisa menerima dan menghormati Konstitusi AS, maka kita layak berada di negara ini,” ujarnya.

Dalam survei Maret lalu, Trump hanya meraih 11 persen dukungan dari warga Muslim AS.

Hingga saat ini belum ada lagi survei di kalangan Muslim AS,  tetapi mereka mengatakan dukungan untuk Trump telah menurun tajam sejak survei Maret itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com