China Tolak Putusan Mahkamah Arbitrase, Vietnam Tutup Tayangan Drama Seri China

HANOI, KOMPAS.com - Satu saluran televisi lokal, tingkat provinsi, di Vietnam menghentikan tayangan drama seri dari China, seperti dilaporkan Reuters, Senin (18/7/2016).

Hal itu karena sejumlah aktor China mengecam keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) yang menolak pengakuan China terhadap sebagian wilayah Laut China Selatan (LCS).

China mengakui sebagian wilayah laut yang kaya sumber alam dan yang menjadi jalur perdagangan angkutan laut dengan nilai muatan rata-rata lima triliun dolar AS per tahun.

Akibat klaim tersebut, China terlibat sengketa dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam yang juga mengakui perairan yang sama.

PCA yang berbasis di Den Haag, Belanda, memutuskan gugatan yang diajukan oleh Filipina dalam ketetapan pekan lalu.

Diputuskan, "sembilan garis batas imajiner" yang dibuat China mengelilingi wilayahnya, mencakup hampir seluruh wilayah peraitan LCS, adalah tidak sah dan melanggar batas wilayah kedaulatan Filipina.

"Atas dasar alasan keberatan terkait dengan kecaman oleh sejumlah aktor China terhadap keputusan mengenai sembilan garis batas imajiner itu, TV Binh Thuan mengumumkan penangguhan penyiaran 'Shanghai Bund'," kata seorang penyiar televisi itu.

Menurut manajemen TV Binh Thuan, kecaman para actor China itu dengan jelas memaparkan sebagai corong dari Partai Komunis dan Negara.

"Shanghai Bund" adalah serial televisi China yang merupakan pembuatan ulang dari serial "The Bund" dari televisi Hongkong tahun 1980 yang dibintangi Huang Xiaoming, yang pendapatnya mendukung tuntutan Beijing.

Binh Thuan TV merupakan stasiun televisi milik pemerintah yang berada di provinsi selatan, dengan nama yang sama.

Beijing menyebut keputusan pengadilan internasional itu sebagai lelucon dan banyak pesohor China yang juga bersuara menentang keputusan tersebut.

Banyak orang Vietnam yang membagikan rekaman video itu dan mendukung sikap saluran televisi tersebut.

Sekitar 20 orang Vietnam ditangkap pada Minggu (17/7/2016) ketika berusaha melakukan unjuk rasa menentang penolakan China atas keputusan pengadilan tersebut.

Vietnam menyambut baik keputusan pengadilan tersebut tetapi tidak menyebutkan apakah akan mengejar keputusan hukum yang sama seperti Filipina.