Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi di Juba Memburuk, Ribuan Warga Mengungsi setelah 272 Orang Tewas

Kompas.com - 11/07/2016, 07:40 WIB

JUBA, KOMPAS.com -  Situasi di Juba, ibu kota Sudan Selatan memburuk. Pertempuran selain menewaskan lebih dari 272 orang, juga menyebabkan ribuan warga meninggalkan kota itu.

“Situasi di Juba secara signifikan memburuk. Pertempuran sedang berlangsung serius antara pasukan pemerintah dan oposisi,” kata Kedubes AS di Facebook-nya, Minggu (10/7/2016) malam.

Pertempuran, Minggu, mulai di pinggiran barat kota, tepatnya di kaki gunung Jebel Kujur, tempat bekas pemberontak dan militer sama-sama memiliki pangkalannya.

Di New York, AS, Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan tertutup untuk merespons pertempuran terbaru di Juba.

Kekerasan di Juba meningkat di dekat kantor perwakilan PBB, tak jauh dari tenda-tenda penampungan bagi 28.000 pengungsi akibat kekerasan senjata sebelumnya.

Kekerasan itu terjadi sehari setelah negara termuda di dunia itu merayakan ulang tahun kelima hari kemerdekaannya. Perang saudara berkecamuk sejak Desember 2013.

Menurut Kementerian Kesehatan, akibat pertempuran terbaru senjak Jumat (8/7/2016) hingga Minggu (10/7/2016),  sedikitnya 272 orang tewas.

Aparat PBB melaporkan, warga kota telah melarikan diri mereka.  Helikopter tempur dan tank juga dikerahkan.

Pertempuran sengit dengan penggunaan mortir, granat berpeluncur roket, dan senjata berat terdengar di beberapa tempat.

Pihak yang bertempur adalah pasukan pemerintahan Presiden Salva Kiir dan pasukan bekas pemberontak loyalis mantan Wakil Presiden Riek Machar, pemimpin pemberontakan.

Pertempuran terjadi tak lama setelah Machar dan Kiir bertemu di Juba, Jumat (8/7/2016), sebagai bagian dari upaya rekonsilisi keduanya setelah pertempuran sengit sejak akhir 2013.

Menurut juru bicara Machar, James Gatdet Dak, “pasukan kami telah menyerang pangkalan Jebel” di Juba. Dia juga menambahan, “Kami berharap (pertempuran) tak akan meningkat.”

PBB mengatakan, massa warga berduyun-duyun ke pangkalan PBB yang lain di dekat bandara, dengan anak-anak menangis ketakutan. Namun, pertempuran menyambut mereka di sana.

Sudan selatan telah menghadapi pertempuran sengit sejak kemerdekaan pada Juli 2011 dengan perang saudara pecah Desember 2013 ketika Kiir menuduh Machar merencanakan kudeta.

Sebuah kesepatan damai antara Kiir dan Machar telah dicapai Agustus 2015 untuk mengakhiri konflik dengan membentuk pemerintah persatuan.

Namun, proses perdamaian terhenti akibat pertempuran berlanjut di lapangan oleh pasukan loyalis kedua tokoh tersebut.

Baku tembak dalam skala besar pada Minggu (10/7/2016) terjadi untuk pertama antara tentara dan mantan pemberontak di Juba setelah keduanya sepakat mendirikan pos perdamaian, April 2016.

Dalam sebuah pernyataan DK PBB mengatakan, pertempuran terbaru ini menunjukkan kurangnya komitmen serius bagi perdamaian dari Kiir, Machar, dan para pendukung mereka.

Puluhan ribu orang tewas dalam perang saudara sejak Desember 2013. Hampir tiga juta orang meninggalkan rumah mereka dan hampir lima juta orang bertahan dengan jatah makanan darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com