Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Perkuat Kehadiran di Asia Timur, Ketegangan Pun Meningkat

Kompas.com - 15/06/2016, 11:52 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Armada Ketiga Angkatan Laut Amerika Serikat akan mengerahkan kapal-kapalnya lagi ke Asia Timur.

Mereka  akan beroperasi di luar kawasan normalnya di sepanjang Armada Ketujuh yang berkedudukan di Jepang.

Seorang pejabat AS mengatakan hal itu pada Selasa (14/6/2016) di Washington DC. Apa yang dilakukan AS itu terjadi pada saat ketegangan dengan China sedang meningkat.

Kelompok Aksi Permukaan Pasifik Armada Ketiga, yang mencakup kapal-kapal perusak USS Spruance dan USS Momsen, dikerahkan ke Asia Timur pada April.

Menurut seorang pejabat AS, semua kapal perusak itu berpeluru kendali atau rudal.

Kapal-kapal Armada Ketiga dikerahkan lagi di kawasan itu di masa mendatang.

Dia dan dan seorang pejabat lainnya mengatakan, kapal-kapal itu akan melakukan operasi-operasi, tetapi mereka tidak mengungkapnya secara rinci.

Pemerintah China telah mengklaim sebagian besar wilayah sengketa Laut China Selatan.

Setiap tahun kapal-kapal niaga internasional melintasi kawasan itu dengan membawa barang-barang senilai lebih dari lima triliun dollar AS.

Di luar China, juga ada Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei yang terlibat saling klaim atas wilayah yang sama di Laut China Selatan.

Empat negara anggota ASEAN dan Taiwan itu juga mengklaim memiliki hubungan militer dengan AS.

China juga marah besar ketika militer AS melakukan patroli dan latihan militer dengan sekutunya di perairan sengketa.

Tindakan AS itu oleh Beijing disebut sebagai provokasi  karena berlayar di dekat pulau -pulau buatan China. AS menyatakan kehadirannya itu untuk melindungi kebebasan navigasi.

Armada Ketiga, yang berpusat di San Diego, California, biasanya melakukan operasi ke sisi timur garis batas internasional Samudera Pasifik.

Nikkei Asian Review, Jepang, mengutip Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Scott Swift, Selasa,  mengatakan, operasi tersebut terjadi dalam "konteks ketaktentuan dan perasaan tak nyaman di kawasan."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com