Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama, Macri, dan "Burung-burung Nazar" Keuangan

Kompas.com - 24/03/2016, 16:24 WIB

BUENOS AIRES, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang sedang berkunjung ke Argentina, berjanji untuk membuka sejumlah dokumen rahasia.

Semua dokumen itu terkait dengan peran militer AS dalam kudeta militer 40 tahun lalu, yang telah memunculkan rezim militer paling brutal dalam sejarah.

Presiden Obama mengucapkan hal itu sesudah pembicaraan dengan Presiden Argentina Mauricio Macri. Menurut Obama, berkas militer dan intelijen dari masa itu akan dibuka kerahasiaannya untuk pertama kalinya.

Obama tiba di Argentina setelah kunjungan bersejarah tiga hari di Kuba.

Macri mengatakan, kunjungan Obama menandai awal "suatu hubungan baru yang dewasa dan intelek" antara kedua negara.

Obama mengungkapkan, langkahnya membuka berkas rahasia tahun 1970-an itu akan mendorong perbaikan hubungan kedua negara.

"Kami bertekad sepenuhnya untuk melakukan bagian kami seiring upaya Argentina untuk menyembuhkan luka dan melangkah sebagai sebuah bangsa. Saya harap langkah ini juga membantu untuk membangun lagi sikap saling percaya yang mungkin sudah hilang antara kedua negara," kata Obama.

Kehadiran Obama di Argentina bertepatan dengan ulang tahun ke-40 kudeta militer, yang digambarkan Macri sebagai "babak paling gelap dalam sejarah kita".

Beberapa kelompok pegiat HAM dijadwalkan menggelar unjuk rasa, Kamis (24/3/2016), terkait dukungan Pemerintah Amerika kepada kudeta militer 24 Maret tahun 1976.

Sekitar 30.000 orang diperkirakan tewas selama periode junta militer, yang berlangsung hingga tahun 1983.

Ribuan orang lainnya ditahan secara tak sah dan disiksa dalam apa yang dikenal sebagai "Perang Kotor".

Jenderal Jorge Rafael Videla, yang memimpin kudeta, meninggal di penjara pada 2013 saat menjalani hukuman untuk dakwaan pelanggaran hak asasi manusia.

Obama mengatakan, kebijakan luar negeri AS telah belajar dari kesalahan masa lalu, termasuk keterlibatannya dalam kudeta Argentina.

"Saya akan mengunjungi kawasan peringatan untuk para korban kediktatoran Argentina," katanya.

Di sisi lain, Obama memuji reformasi yang diterapkan pemerintah sayap kanan tengah Macri sejak ia berkuasa, Desember lalu.

Sebelumnya, Argentina menandatangani perjanjian dengan lembaga-lembaga keuangan AS untuk menyelesaikan sengketa 15 tahun terkait utang negeri itu senilai miliaran dollar AS.

Presiden sebelumnya, Christina Fernandez, menolak berunding dengan para investor, menuding mereka sebagai "burung-burung nazar dunia keuangan".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com