Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Senjata Meningkat, Tentara Dikerahkan ke Thailand Selatan

Kompas.com - 14/03/2016, 17:27 WIB

NARATHIWAT, KOMPAS.com – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, Senin (14/3/2016), meminta militer untuk menambah tentara dan meningkatkan pengamanan di bagian selatan negeri itu. Wilayah itu didominasi penduduk Muslim pengguna bahasa Melayu.

Permintaan terbaru Prayuth itu terjadi setelah tujuh tentara terluka akibat serangan bom dan penembakan di Narathiwat, akhir pekan lalu. Narathiwat adalah salah satu dari tiga provinsi dengan keamanan paling rawan di Thailand selatan, yang berbatasan dengan Malaysia

“Perdana menteri meminta militer untuk meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah yang bergolak itu,” kata juru bicara junta militer Thailand, Mayor Jenderal Sansern Kaewkamnerd.

"Pemerintah tidak bisa menerima tinda-tindakan yang melampaui hukum,”tambah Sansern.

Tiga provinsi paling selatan di Thailand yang mayoritas penduduknya Buddhis telah diguncang oleh pemberontakan berdarah sejak 2004. Selama 12 tahun ini setidaknya lebih dari 6.500 orang tewas.

Dahulu, wilayah selatan itu pernah menjadi bagian dari kesultanan di Malaysia sampai akhirnya dianeksasi oleh Thailand pada satu abad silam.

Peningkatan pengamanan di Thailand selatan terjadinya karena meningkatnya insiden berdarah dalam beberapa bulan terakhir.

Deep South Watch, lembaga pegiat yang memantau kekerasan di Thailand selatan mengatakan, sebenarnya terjadi penurunan insiden 16 persen pada 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Serangan terbaru di Narathiwat terjadi pada Minggu kemarin. Sebuah pos polisi di Distrik Cho-airong ditembak dan petugas akhirnya terlibat baku tembak.  

Tidak lama kemudian, sekitar 30 pemberontak menembakkan granat ke pangkalan militer sebelum kabur ke sebuah rumah sakit. Juru bicara Komando Operasi Kemanan Dalam Negeri, Kolonel Yutthanam Petchmuang mengatakan, tujuh orang terluka dalam tiga serangan di lantai dua rumah sakit. Aparat kemudian berhasil menguasainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com