Tuntut Pemakzulan Presiden, 3 Juta Warga Brasil Berunjuk Rasa

Sambil meneriakkan yel-yel "Dilma turun", jutaan demonstran itu membawa bendera Brasil berwarna kuning dan hijau cerah di berbagai kota di negeri terbesar di Amerika Selatan itu.

Para pengunjuk rasa yang datang dari berbagai daerah di Brasil itu meminta Kongress mempercepat proses pemakzulan pemimpin berhaluan kiri itu.

Mereka menyalahkan Dilma atas maraknya skandal korupsi di kalangan pejabat dan resesi ekonomi terburuk dalam 25 tahun terakhir ini.

"Kami sedang berada di masa kritis negeri ini. Kami akan memulai perubahan sekarang," kata Rogerio Chequer, pemimpin Vem Pra Rua, motor dari gerakan unjuk rasa ini.

Helio Bicudo, seorang pengacara yang dulu mendukung pemerintah namun kini membantu inisiatif pemakzulan Dilma mengatakan rakyat sudah tak bisa mentolerir kondisi yang kian buruk.

"Brasil tak bisa lagi dirampok dan dijarah terus menerus. Brasil tak bisa lagi memiliki pemimpin yang inkompeten dan korup," ujar Helio di hadapan para pengunjuk rasa.

Aksi unjuk rasa luar biasa besar ini diyakni akan mendorong para anggota Kongres yang saat ini masih mempertimbangkan untuk mendukung atau  menentang Dilma, bisa segera mengambil keputusan.

"Ini adalah pekan yang buruk bagi pemerintah. Unjuk rasa ini sangat berpengaruh. Ini adalah skenario terburuk bagi pemerintah," kata analis politik Yayasan Getulio Vargas, Sergio Praca.

Meski polisi menyatakan 3 juta orang berdemonstrasi di seluruh negeri, namun kabar soal jumlah pengunjuk rasa ini bervariasi.

Di kota Sao Paulo, kota terbesar dan basis oposisi, lautan manusia membanjiri dan polisi setempat menyebut 1,4 juta orang turun berunjuk rasa.

Namun, pusat riset tepercaya Datafolha menyebut jumlah pengunjuk rasa di Sao Paulo paling banyak adalah 500.000 orang, yang juga sudah merupakan rekor tertinggi.

Sementara di 400 kota di seluruh Brasil, tak termasuk Sao Paulo dan Rio de Janeiro, tak kurang dari 1,3 juta orang turun ke jalan.