WASHINGTON DC, KOMPAS.com — PM Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran untuk bertemu dengan Presiden AS Barack Obama akhir bulan ini dan membatalkan kunjungannya ke Washington DC. Demikian disampaikan Gedung Putih, Senin (7/3/2016).

Keputusan Netanyahu ini menandai episode terbaru memburuknya hubungan AS dan Israel, sejak kesepakatan yang diambil terkait program nuklir Iran, rival utama Israel di Timur Tengah.

Gedung Putih mengatakan, Pemerintah Israel sebelumnya meminta jadwal pertemuan dengan Obama pada 18 atau 10 Maret mendatang.

"Kami sudah siap untuk menggelar pertemuan bilateral dan kami terkejut saat mengetahui dari media massa bahwa perdana menteri (Israel) memilih untuk membatalkan kunjungannya," kata juru bicara Gedung Putih, Ned Price.

"Kabar yang mengatakan bahwa kami tak bisa mengakomodasi jadwal perdana menteri sama sekali tidak benar," tambah Ned.

Sementara itu, Gedung Putih sudah mengumumkan rencana kunjungan bersejarah Obama ke Havana, Kuba, pada 21-22 Maret mendatang.

Sejauh ini tak ada pernyataan tambahan dari kantor PM Netanyahu terkait pembatalan rencana kunjungan ke AS.

Padahal, dalam kunjungan itu, sedianya kedua pemimpin akan menegosiasikan kesepakatan bantuan pertahanan bernilai miliaran dollar AS untuk Israel selama 10 tahun ke depan.

Stasiun televisi Israel Channel 10, mengutip seorang sumber, mengabarkan, keputusan Netanyahu ini karena dia enggan dianggap merecoki kampanye pemilihan presiden AS, terutama jika terdapat kandidat yang mencoba menemuinya di Washington.

Sementara akhir pekan ini, Wapres AS Joe Biden yang sedang melakukan kunjungan kerja lima hari ke Timur Tengah dijadwalkan menggelar pertemuan dengan PM Netanyahu.