Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Akan Luncurkan Rudal, AS Perbanyak Senjata Anti Rudal

Kompas.com - 05/02/2016, 18:00 WIB
KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter di Pangkalan Udara Korps Marinir, California, Rabu (3/2) waktu setempat, menyatakan, militer AS memantau ketat rudal dan program nuklir Korut.

Selain itu, lanjut Carter, AS juga terus-menerus memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan rudal dari Pyongyang. Tak hanya menambah jumlah senjata penangkal serangan rudal, AS juga meningkatkan kualitas senjata-senjata anti rudal itu.

Carter menambahkan, marinir AS dan satuan-satuan militer lainnya selalu siaga untuk "bertempur malam ini juga" di Semenanjung Korea sebagai bagian strategi mencegah Korut meluncurkan serangan ke AS.

Selasa lalu, Korut memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai rencana meluncurkan satelit pada rentang waktu 8-25 Februari ini. Banyak kalangan mencurigai, Korut bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk peluncuran rudal jarak jauh menyusul percobaan senjata nuklir keempat mereka, 6 Januari lalu.

Pekan lalu, Badan Pertahanan Rudal AS menggelar uji coba sistem pertahanan rudal di darat, yang ditangani perusahaan Boeing. Uji coba itu dirancang untuk mematikan penggerak atau hulu ledak buatan Raytheon.

Seorang pejabat senior Boeing mengungkapkan, pihaknya juga akan menguji perbaikan tambahan dalam sistem pertahanan rudal darat tersebut, tahun ini. Uji coba itu untuk menjajal kemampuan sistem tersebut dalam menangkal rudal balistik antarbenua atau ICBM, seperti yang dikembangkan Korut dan Iran.

Selain meningkatkan sistem pertahanannya, Washington juga menyerukan sanksi baru bagi Korut terkait uji coba nuklir tersebut. PBB juga telah melarang Korut menggelar uji coba senjata nuklir atau rudal balistik.

Dongchang-ri

Seperti dilansir BBC, kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Moon Sang-gyun, yang menyatakan terjadi peningkatan aktivitas di area Dongchang-ri, tempat stasiun peluncuran Sohae.

Informasi serupa dilaporkan radio Jepang, NHK. Mengutip beberapa pejabat yang tidak disebutkan namanya, NHK menyebut adanya aktivitas di Dongchang-ri. Sebuah peluncur pengangkut rudal balistik juga terlihat bergerak, dekat pantai timur.

Moon juga mengungkapkan, militer Korsel meningkatkan kesiagaan pertahanan udara. Mereka siap menangkal rudal atau pecahan rudal apa pun yang jatuh ke teritorial Korsel.

Sebelumnya, Seoul memerintahkan maskapai-maskapai penerbangan komersial agar mengubah rute, menghindari jalur yang kemungkinan terdampak peluncuran rudal Korut.

Rabu lalu, Jepang juga telah mengumumkan kesiagaan militer sebagai antisipasi kemungkinan serangan rudal Korut. Mereka menyatakan bakal menembak setiap roket Korut yang mengancam wilayahnya.

Sementara itu, dari Moskwa dilaporkan, Kamis kemarin, Rusia menyerukan dengan serius kepada Korut agar Pyongyang tidak meluncurkan roket yang telah mereka rencanakan, bulan ini. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, tindakan itu dapat meningkatkan ketegangan di Asia Timur Laut.

Seruan itu disampaikan langsung Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov kepada Duta Besar Korut untuk Rusia Kim Jong Un.

Kim pimpin rapat

Kamis kemarin, kantor berita Korut, KCNA, melaporkan aktivitas pemimpin Korut Kim Jong Un menggelar rapat tingkat pejabat tinggi untuk membahas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pengurus Partai Pekerja Korea (WKP).

Hal yang jarang dan tidak biasa, Pyongyang merilis laporan tentang korupsi di tubuh partai penguasa negeri itu. "(Rapat) itu secara umum mengkritik praktik-praktik penyalahgunaan kewenangan, pelanggaran kekuasaan dan birokratisme di partai tersebut," tulis KCNA.

Korupsi diyakini telah mewabah pada hampir semua strata di Korut. Suap-menyuap kerap dibutuhkan untuk semua urusan, mulai dari pencapaian karier hingga akses pada kebutuhan pangan dan obat-obatan. (AFP/REUTERS/SAM)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2016, di halaman 9 dengan judul "AS Perbanyak Senjata Anti Rudal".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com