Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Taksi Australia Kecewa karena Layanan Uber Dilegalkan

Kompas.com - 22/12/2015, 10:39 WIB
KOMPAS.com - Dengan melihat kebutuhan warga, pemerintah Negara Bagian New South Wales, Australia, mengesahkan layanan taksi Uber. Sementara itu para sopir taksi biasa merasa telah kehilangan banyak bisnis mereka dan sedang mempertimbangkan untuk beralih ke Uber.

Mark, nama samaran, telah menjadi sopir taksi di Sydney selama delapan tahun. Sejak Uber beroperasi 18 bulan terakhir, ia merasa sepi dari orderan taksi.

"Ada perlambatan cukup sedikit. Saya tidak keberatan jika Uber dilegalkan, selagi mereka masih mengikuti peraturan yang sama dengan kita," ujarnya.

"Kita harus memiliki radio, kamera, 8.000 dollar (sekitar Rp 80 juta) untuk skema asuransi 'Green Slip', sementara sopir Uber dapat membayar hanya 35 dollar (Rp 350 ribu) untuk lisensi mereka... Saya tidak mengerti mengapa mereka kembali diizinkan beroperasi seperti itu, sementara kami tidak."

Menurut Mark, Uber menjadi digemari dengan harga yang jauh lebih murah. Belum lagi taksi-taksi biasa kadang dikenal sering membawa penumpangnya berputar-putar.

Jumat (18/12) malam, pemerintah Negara Bagian New South Wales mengesahkan layanan Uber. Keputusan tetap dibuat meski ada kampanye dari industri taksi regular yang menyatakan jika layanan Uber adalah "tidak aman".

Dilaporkan, pemerintah Australia Barat juga telah mengubah sikapnya. Sebelumnya, mereka telah menuntut sopir Uber karena dianggap telah beroperasi di luar hukum. Tapi kini layanan tersebut telah dianggap legal, dengan catatan sopir Uber harus membayar biaya tahunan dan lulus pemeriksaan yang dilakukan polisi.

Kepala Forum Industri Taksi di Australia Barat, Howard Lance mengaku sangat kecewa.

"Saya benar-benar muak dan agak malu. Ini terjadi sehari setelah pemerintah New South Wales melakukan hal yang sama," tegasnya.

"Saya merasa sopir taksi perlu diberikan kompensasi. Ketika saya bilang sopir, maksud saya adalah semua sopir, bukan hanya pemilik plat nomer."

Pemerintah Negara Bagian lainnya, seperti Queensland, Victoria dan Tasmania tengah mempertimbangkan mengatur Uber. Tetapi untuk saat ini masih beroperasi secara ilegal di negara-negara bagian tersebut.

David Samuel, dari Asosiasi Taksi Victoria mengatakan jika Uber disahkan di negara bagiannya, ia ingin ada kelonggaran biaya dan peraturan taksi.

"Sekarang kita akan melihat pesaing eksternal ilegal yang sebelumnya tidak beroperasi di Victoria. Kita harus memperhitungkan itu dan bersaing dengan entah bagaimana."

Uber mengatakan telah memiliki lebih dari 15.000 sopir di jalanan. Diantara sopir Uber adalah sopir taksi biasa yang mencoba untuk menambah pendapatan yang dianggap tidak cukup. Seperti yang diungkapkan seorang sopir Uber, yang tak ingin diketahui identitasnya.

"Uber membuat sulit bagi sopir taksi karena lebih murah, mungkin mereka mengendarai mobil pribadi yang setidaknya lebih bersih dari taksi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com