Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2015, 16:26 WIB
MELBOURNE, KOMPAS.com - Sejumlah umat Islam, Kristen, dan Yahudi di kota Melbourne menggelar kegiatan jalan bersama sambil mengunjungi tempat peribadatan satu sama lain. Kegiatan ini digelar hari Minggu (11/10/2015), sehari setelah aksi unjuk rasa anti-Muslim yang digelar di kota Bendigo.

Kegiatan jalan bersama bertujuan tidak hanya untuk saling mengenal perbedaan ketiga agama monoteis tersebut, juga sebagai bentuk dukungan solidaritas bagi agama yang mendapat sorotan kurang baik dan mendapat tekanan, dalam hal ini Islam.

Kegiatan dimulai di gereja St Peters Eastern Hill Anglican Church yang berada di kawasan Melbourne timur.

Lebih dari 60 orang peserta sudah berkumpul di depan gereja sejak pukul 2 siang waktu setempat. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan agama, seperti Budha dan Hindu, termasuk mereka yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan atau Atheis.

Saat mereka dipersilakan masuk, pemandangan yang unik terlihat karena penganut agama Yahudi yang menggunakan kippah, topi bundar kecil, terlihat duduk bersebelahan dengan perempuan berjilbab.

Menteri Multikultur dan Budaya negara bagian Victoria, Robin Scott, membuka acara dengan sambutannya yang menyampaikan bahwa Victoria adalah negara bagian di Australia yang mendukung keberagaman dan kebebeasan beragama.

"Acara seperti ini menjadi bentuk bahwa ada kepeduliaan di antara sesama pemeluk agama dan kepercayaan untuk menunjukkan persahabatan," ujarnya kepada Erwin Renaldi, produser ABC International.

Pastor Hugh Kempster kemudian memimpin doa bersama dan melantunkan beberapa penggalan gospel. Dalam kesempatan tersebut, Pastor Hugh mendoakan agar umat Yahudi, Kristen, Muslim, dan masyarakat Australia lainnya selalu dalam kedamaian.

Dari gereja, para peserta kemudian berjalan bersama menuju sinagog, rumah ibadah bagi umat Yahudi. Di sana mereka diterima oleh Rabbi Dovid Gutnick.

Di sinagog, mereka menjelaskan bahwa Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama mempercayai dan meyakini beberapa nabi, seperti Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim.

Sebelum meninggalkan kuil, para peserta dihibur dengan penampilan seorang violin yang menggiringi Rabbi menyanyikan beberapa lagu, salah satunya adalah Hevenu Shalom Aleichem dalam bahasa Israel.  Beberapa peserta, termasuk imam, pastor, dan rabbi tampak bergembira sambil berdansa bersama.

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan tujuan selanjutnya yakni masjid milik komunitas Muslim Albania, yang terletak di kawasan Carlton.

Meski harus berjalan selama hampir 30 menit di bawah teriknya sinar matahari di musim panas, para peserta tetap antusias.

Saat mereka tiba di masjid, mereka langsung disambut oleh sejumlah muslimah yang memberikan air minum.

Saat mereka duduk di masjid, tidak tampak adanya pemisahan antara laki-laki dan perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com