Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Jalani Hukuman atas Kasus Cabul, Tiga Tentara Libya Minta Suaka

Kompas.com - 30/09/2015, 19:21 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

CAMBRIDGE, KOMPAS.com - Tiga tentara Libya, Khaled El Azibi, Naji El Maarfi dan Mohammed Abdalsalam, bermaksud mencari suaka di Inggris seusai menjalani hukuman atas tuduhan penyerangan seksual terhadap tiga wanita di Cambridge.
 
Namun, alasan ketiganya yang mengklaim suaka, masih belum terungkap.
 
Para ahli imigrasi mengatakan kepada BBC bahwaketiganya meminta suaka karena takut dianiaya di negara asalnya. Mengingat mereka kembali ke Libya dengan status pelaku kriminal.
 
Kasus ketiga tentara tersebut bermula saat mereka mabuk dan mengamuk di sebuah universitas kota pada 26 Oktober tahun lalu. Tak hanya mengamuk, mereka juga mencuri sepeda, dan memacunya sejauh 10 mil dari Bassingbourn.
 
Mereka juga berkeliaran di jalan-jalan mencari korban dan menyerang tiga perempuan di suatu ruangan selama satu jam. 
 
Ketiganya melecehkan tiga remaja dengan meraba bagan sensitifnya.
 
Akibat perbuatannya, El Azibi dipenjara selama 12 bulan dan dua lainnya dikurung selama 10 bulan.
 
Saat menjalani hukuman, ketiganya juga diduga menjadi memicu serangan di barak Bassingbourn, Oktober lalu.

"Kini mereka telah dibebaskan dari penjara dan dipindahkan unit keamanan imigrasi," ungkap Polisi Cambridgeshire kepada BBC.
 
Terkait permohonan suaka tersebut, seorang pengacara salah satu dari tiga korban, Richard Scorer, menyesalkan hal tersebut.
 
Menurut Richard, kliennya mengalami trauma dan sulit untuk pulih kembali. Khususnya terkait tindakan kekerasan seksual yang dilakukan orang asing.
 
"Saya pikir itu adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kita benar-benar tidak bisa membiarkan ini terjadi," tegasnya.
 
Sebelumnya, dua calon perwira juga pernah dipenjara atas kasus perkosaan brutal di Cambridge tahun lalu.
 
Moktar Ali Saad Mahmoud (33) dan Ibrahim Abugtila (23), keduanya dipenjara selama 12 tahun setelah bertindak seperti "anjing pemburu" saat memperkosa seorang pria.
 
Insiden tersebut mendorong Kementerian Pertahanan untuk mengirim kembali 300 tentara ke negara asalnya. 
 
Selain itu, tindakan tersebut juga mengakhiri kesepakatan menempatkan 2.000 prajurit infantri yang mengikuti pelatihan dasar dalam upaya untuk membantu membangun kembali negara yang bermasalah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com