Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Peringatkan tentang Rencana Serangan Teroris

Kompas.com - 25/09/2015, 13:31 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com — Pihak berwenang Malaysia di Kuala Lumpur mempunyai informasi kredibel tentang sebuah rencana serangan teroris di tengah kekhawatiran akan meningkatnya dukungan bagi kelompok Negara Islam atau ISIS di kalangan kaum ekstremis Muslim di kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah Australia melalui situs webnya, smartraveller.gov.au, mengeluarkan peringatan spesifik tentang sebuah serangan di wilayah jajanan di Jalan Alor, Kuala Lumpur, pada hari Kamis. Sangat tidak biasa bahwa peringatan Australia begitu spesifik.

AS juga mengeluarkan peringatan yang sama. Pihak AS mengatakan, organisasi teroris pada masa lalu memiliki rencana serangan yang bertepatan dengan tanggal penting dalam kalender.

Polisi Malaysia telah berada dalam siaga tinggi menyusul penangkapan 10 tersangka militan dalam sejumlah penggerebekan di seluruh negeri pada bulan lalu, termasuk seorang perwira polisi bersenjata yang menangani pemeriksaan keamanan di bandara internasional Kuala Lumpur. Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan, para tersangka diyakini sedang merencanakan sebuah serangan di wilayah Malaysia dan sedang mengumpulkan dana untuk membantu para anggota ISIS yang ingin melakukan perjalanan ke Suriah.

Lima dari mereka yang sudah ditangkap merupakan personel militer. Delapan pria dan dua perempuan itu sedang ditahan oleh divisi antiterorisme Malaysia di enam lokasi. Satu di antaranya guru TK.

Pada awal tahun ini, Pemerintah Malaysia meluncurkan undang-undang yang memungkinkan para tersangka teroris ditahan hingga dua tahun tanpa proses pengadilan.

Kepala kontraterorisme Indonesia, Saud Usman Nasution, pekan lalu, memperingatkan bahwa ISIS telah berkolaborasi dengan para penyelundup manusia untuk membawa kaum militan dari Malaysia ke kamp-kamp pelatihan rahasia di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. "Jadi kita perlu tetap waspada karena ada informasi bahwa di Malaysia, ada ribuan, banyak teroris yang akan dikerahkan, kita tidak tahu ke mana mereka akan dikerahkan," katanya kepada ABC.

Ratusan militan ISIS dari negara-negara Asia Tenggara diketahui telah membentuk sebuah unit yang disebut Katibah Nusantara atau Unit Tempur Kepulauan Melayu.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memperingatkan baru-baru ini bahwa Asia Tenggara telah menjadi "pusat rekrutmen penting" bagi ISIS. Lee merujuk ke rencana teroris di Malaysia dan janji dukungan oleh kelompok-kelompok radikal lokal bagi ISIS. "Tidak terlalu mengada-ada bahwa ISIS bisa membangun sebuah basis di suatu tempat di kawasan, di sebuah wilayah yang secara geografis berada di bawah kontrol fisik mereka seperti Suriah atau Irak ... yang akan menjadi ancaman serius bagi seluruh kawasan," katanya. "Ancaman tidak lagi di sana, itu sudah di sini."

Presiden Joko Widodo juga telah mengatakan bahwa ISIS merupakan kekhawatiran internasional terbesar buat Indonesia dan bahwa masalah tersebut muncul dalam setiap diskusinya dengan para pemimpin regional.

Polisi Malaysia telah menahan delapan orang, termasuk empat orang yang diyakini warga etnis Uighur dari China bagian barat, sehubungan dengan pengeboman bulan lalu terhadap sebuah kuil di Bangkok. Mereka diyakini telah membantu para tersangka pengeboman untuk meninggalkan Thailand.

Situs web smartraveller.gov.au juga memperingatkan warga Australia agar menghindari perjalanan ke wilayah pesisir Sabah timur di Pulau Kalimantan. Wilayah itu dikatakan rawan ancaman penculikan oleh ekstremis yang berbasis di Filipina selatan.

Seorang manajer resor mewah dari Norwegia, dua orang Kanada, dan seorang Filipina telah diculik pada awal pekan ini di pulau resor Samal di Filipina selatan. Para pelaku diyakini berasal dari kelompok penculik yang melakukan penculikan demi uang tebusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com