Dikatakan bahwa perusahaan percetakan merasa artikel halaman utama tentang kondisi raja "terlalu peka".
Pengelola surat kabar, International New York Times (INYT) mengirim surat elektronik kepada para pelanggan di Thailand bahwa edisi Selasa (22/9/2015) tidak dicetak karena "memuat artikel yang dianggap oleh pencetak setempat terlalu sensitif untuk dicetak".
"Keputusan ini semata-mata dibuat oleh pihak pencetak dan tidak didukung oleh International New York Times," kata INYT.
Dalam artikel edisi hari ini disebutkan bahwa Raja Bhumibol Adulyadej (87) sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit dan saat ini juga menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Bangkok.
Tulisan New York Times juga membahas kemungkinan calon-calon pengganti Raja Bhumibol Adulyadej, khususnya Putra Mahkota Vajiralongkorn.
Thailand menerapkan undang-undang penghinaan raja atau lese majeste yang sangat ketat dan pihak-pihak yang melanggar biasanya diganjar hukuman penjara.
Di antara warga yang sudah dihukum adalah Ampon Tangnoppakul (61) yang dinyatakan bersalah menghina raja melalui pesan pendek.
Sejumlah kritikus berpendapat undang-undang itu digunakan secara bebas oleh pemerintahan militer untuk membungkam pembicaraan mengenai keluarga kerajaan dan suksesi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.