Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Gelar Pemilu 11 September Mendatang

Kompas.com - 26/08/2015, 15:03 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Warga Singapura akan memilih pada pemilu yang digelar lebih dini, yaitu pada 11 September mendatang. Presiden Tony Tan atas pertimbangan Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah membubarkan parlemen pada Selasa (25/8/2015) kemarin.

Partai berkuasa Partai Aksi Rakyat (PAP) yang telah berkuasa sejak kemerdekaan Singapura 50 tahun lalu hampir dipastikan akan kembali meraih kemenangan.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah PAP mampu bangkit dari hasil terburuk yang diraih 4 tahun lalu ketika oposisi, Partai Pekerja (WP), berhasil meraih 6 kursi parlemen, jumlah terbaik dalam sejarah.  PAP memenangi 81 dari 87 kursi di pemilu 2011.

Singapura yang terkenal akan efisiensinya bukanlah tanpa masalah. Masalah-masalah seperti meningkatnya biaya hidup dan kesenjangan sosial, harga rumah susun yang selangit, transportasi MRT yang penuh sesak, dan meningkatkanya jumlah imigran telah menyebabkan  suara mereka anjlok hingga 60,1 persen.

PAP telah mengambil kebijakan seperti memperketat persyaratan visa kerja dan permanent residence, meluncurkan program pionir di mana manula memperoleh subsidi kesehatan dan membangun lebih banyak jalur MRT. Patut dilihat apakah warga Singapura puas atau tidak dengan upaya yang telah dilakukan pemerintah mengingat isu-isu hangat itu akan kembali menyeruak pada pemilu ini.

Pemilu tidak harus digelar sebelum Januari 2017. Namun untuk keputusan menggelar pemilu lebih awal sudah diperkirakan sejak awal tahun ini. PAP dinilai berusaha mengkapitalisasi euforia kebanggaan nasional perayaan pesta emas ke-50 Singapura. Rasa simpati terkait wafatnya sosok pendiri Singapura Lee Kuan Yew juga berpotensi menjadi faktor untuk memilih PAP.

Pemilu kali ini merupakan yang pertama tanpa sosok Lee yang wafat Maret silam. Kerja keras Lee senior yang telah membuat Singapura naik level dari negara kelas tiga menjadi negara maju hanya dalam kurun puluhan tahun berpotensi menjadi salah satu senjata kampanye PAP.  Pemilu kali ini akan mengetes apakah Singapura perlahan bertransformasi dari negeri yang dipimpin satu partai menuju sistem dua partai. Berapa banyakah jumlah kursi yang dapat dimenangkan Partai Pekerja dan oposisi lainnya akan menjadi sorotan utama.

Popularitas Partai Pekerja yang dipimpin politisi senior Low Thia Khiang meningkat sejak pemilu 2011 terutama di kalangan pemilih muda. Bagi generasi muda Singapura, kisah sukses ekonomi Singapura bukanlah lagi mantra yang ampuh untuk menarik suara mereka. Generasi ini tidak segan mendukung oposisi dan menyuarakan frustasi terkait sistem pemerintahan otoriter yang dipimpin PAP.

Namun, Partai Pekerja menghadapi krisis dalam beberapa bulan terakhir menyusul masalah tidak transparannya pengelolaan dana Komite Kota di konstituensi oposisi di daerah Aljunied, Hougang, dan Punggol East. 

PAP sendiri sudah memulai mengkritik ketidakbecusan partai oposisi dalam mengelola dana. Isu pengelolaan dana itu berpotensi merusak ambisi Partai Pekerja untuk meningkatkan jumlah kursi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com