Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Orang Pertama yang Bergulat dengan Pria Bersenjata di Kereta Tujuan Paris

Kompas.com - 24/08/2015, 14:14 WIB
PARIS, KOMPAS.com — Misteri tentang identitas penumpang yang kali pertama secara heroik bergulat untuk merebut senjata AK-47 dari seorang pria di kereta api cepat rute Amsterdam-Paris akhirnya terungkap. Harian The Telegraph dari Inggris, Minggu (23/8/2015), melaporkan bahwa orang itu bernama Mark Moogalian, seorang profesor berusia 51 tahun yang mengajar di Universitas Sorbonne. Dialah yang pertama menghadang Ayoub El-Khazzani dalam insiden berdarah pada Jumat lalu di atas kereta api cepat Thalys.

Empat orang yang selama ini diberitakan menjadi "pahlawan" dalam insiden itu adalah dua tentara AS yang sedang berlibur adalah Spencer Stone dan Alek Skarlatos; seorang warga AS lain, yaitu Anthony Sadler; dan pengusaha Inggris bernama Chris Norman. Nama Moogalian, yang tinggal di Paris, tetapi berasal dari Midlothian, Virginia, AS, belum disebutkan. Dia merupakan orang yang membantu "Damien A" (28), seorang bankir Perancis yang berhadapan dengan El-Khazzani.

Moogalian bertindak secara naluriah untuk melindungi istrinya, Isabella Risacher, yang juga berada di kereta yang sama. Dia merebut senapan serbu Kalashnikov tersebut dari tangan El-Khazzani. Namun, warga Maroko itu kemudian menarik pistol dan menembak ke arah leher Moogalian sebelum mengambil kembali senapan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh adik perempuan Moogalian, Julia.

Tiga warga AS lainnya dan Chris Norman yang asal Inggris kemudian bergabung untuk melucuti dan mengalahkan si penyerang.


Reuters Mark Moogalian yang menderita luka tembak ketika dikeluarkan dari kereta api.

Julia mengatakan, "Mark memastikan istrinya bersembunyi di balik kursi. Istrinya menyaksikan semua yang terjadi. Dia (Mark) berhasil menjauhkan AK-47 itu dari pria bersenjata tersebut. Namun, pria bersenjata itu kemudian menarik sebuah senjata lain, dan menembak saudara saya. Ada video saat dia berkata 'tolong bantu saya'. Dia mengira bahwa dirinya kehilangan banyak darah, jadi dia (mungkin) akan mati. Dia (selama ini) dalam kondisi fisik yang sangat baik, dia bersepeda dan lari beberapa kilometer, jadi kami berpikir dia akan melewati kondisi ini. Presiden Perancis telah mengundang dia untuk makan malam bersama saat nanti dia sudah cukup sehat."

Ilmuwan yang juga seorang musisi dan pesepeda andal itu ditembak di bagian belakang leher. Menurut adiknya, peluru menembus tubuhnya, dan menyebabkan kerusakan saraf. "Dia masih berada di rumah sakit, dan dia mungkin akan kehilangan sebagian fungsi lengan kirinya. Dia baik-baik saja. Pecahan peluru masih ada di dalam tubuhnya."

Julia menambahkan, "Kami sangat bangga kepadanya."

Moogalian diketahui mengajar Bahasa Inggris di Universitas Sorbonne di Paris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com