Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancam Warga Israel Keturunan Arab, Menlu Lieberman Dikecam

Kompas.com - 11/03/2015, 10:13 WIB
TEL AVIV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, dikenal gemar melempar retorika. Namun pernyataan yang dilontarkannya dalam kampanye pemilu di kota Herzliya, Minggu (8/3/2015), langsung menuai kecaman.

"Siapa saya yang bersama kita akan mendapatkan segalanya," kata Lieberman merujuk warga Arab-Israel yang berjumlah 20 persen dari total warga negeri Yahudi tersebut.

"Bagi mereka yang menentang kita, tak ada cara lain lagi. Kita harus mengambil kapak dan memenggal mereka. Jika tidak kita tak akan bertahan hidup di sini," ujar Lieberman.

Lieberman, yang adalah ketua partai Yisrael Beitenu yang berhaluan kanan, bisa berargumen apa yang dia katakan adalah sebuah metafora yang tercantum dalam kitab suci.  Harian Haaretz melaporkan pernyataan yang dilontarkan Lieberman itu adalah cuplikan dalam Kitab Esther.

Meski demikian kalimat tersebut dinilai banyak pihak sangat provokatif sekaligus menampilkan secara gamblang sosok Lieberman yang sangat anti terhadap warga Israel keturunan Arab.

Bukan kali ini saja pernyataan Lieberman mengundang kontroversi dan bahkan membuatnya dituduh sebagai sosok rasialis. Tahun lalu, Lieberman pernah menyerukan pemboikotan semua bisnis yang dikelola warga keturunan Arab.

Pernyataan lain adalah usulan yang diajukan pada November untuk memberikan insentif ekonomi bagi warga Arab-Israel agar mereka mau meninggalkan Israel dan pindah ke Tepi Barat.

Berbeda dengan politisi kanan Israel lainnya, Lieberman bukanlah sosok religius, dia adalah sosok politisi yang sangat sekular. Pandangan nasionalisnya sangat berpengaruh bagi warga Yahudi khususnya mereka yang beremigrasi dari negara-negara bekas Uni Soviet.

Pernyataan kontroversial Lieberman itu mengusik seorang legislator keturunan Arab yang kemudian menuntut penyelidikan terkait masalah ini dan menyebut Lieberman sebagai "Yahudi ISIS".

Berdasarkan catatan Biro Pusat Statistik Israel, pada 2013 populasi warga keturunan Arab mencapai 1.658.000 jiwa atau sekitar 20,7 persen dari seluruh penduduk Israel.

Mereka biasa menidentifikasi diri sebagai Arab jika merujuk keturunan dan menyebut diri sebagai Israel jika terkait kewarganegaraan.

Sebagian besar warga Arab-Israel ini memiliki ikatan kekerabatan dengan warga Palestina di Gaza atau Tepi Barat bahkan dengan para pengungsi di Jordania, Suriah dan Lebanon.

Sebagian besar warga Arab-Israel ini tinggal di Jerusalem Timur dan dataran tinggi Golan yang diduduki Israel pasca-perang enam hari 1967. Warga Arab di Golan kemudian ditawari kewarganegaraan Israel namun mereka menolak dan memilih berstatus penduduk tetap (permanent resident).

Status "permanent resident" itu berarti mereka memiliki hak untuk mengajukan permintaan menjadi warga negara, berhak mendapat layanan publik dan berhak memberikan suara dalam pemilihan lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com