Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Diruntuhkan Israel, Satu Keluarga Arab-Israel Tinggal di Gua

Kompas.com - 29/08/2013, 17:25 WIB
YERUSALEM, KOMPAS.COM - Satu keluarga dari kawasan Arab Yerusalem terpaksa tinggal di gua setelah Pemerintah Israel menghancurkan rumah mereka yang dinyatakan dibangun tanpa izin.

Khaled al-Zeer al-Husaini (39 tahun) tinggal bersama lima anaknya di sebuah gubuk kayu yang dibangun di sekitar pintu masuk sebuah gua yang pernah digunakan sebagai kandang hewan. Tiga hari lalu, otoritas Israel meruntuhkan rumah keluarganya di Yerusalem Timur, karena dibangun tanpa izin. Hal itu memaksa sang ayah mencari perlindungan di gua yang terletak di Silwan.

Kota suci Yerusalem terbagi antara wilayah Israel dan Palestina selama beberapa dekade. Namun permukiman Israel secara bertahap telah terbentang di daerah pendudukan di sebelah timur kota itu melewati garis perbatasan.

Menurut Yayasan Perdamaian Timur Tengah, hampir 7.000 pemukim Israel telah pindah ke Yerusalem Timur tahun 2010 dan jumlah ini terus meningkat. Jerusalem Timur Arab sekarang menjadi rumah bagi hampir 200.000 warga Israel, naik dari 175.000 tahun 2002.

REX/APAimages Gubuk kecil itu, dibangun di pintu masuk ke gua, yang dulunya merupakan kandang untuk hewan
Ketegangan meningkat beberapa hari terakhir antara Israel dan tetangganya itu, dan kekerasan telah menghentikan pembicaraan damai yang telah direncanakan. Minggu ini para pejabat Palestina membatalkan sebuah jadwal pembicaraan perdamaian yang direncanakan setelah tentara Israel menewaskan tiga demonstran dalam bentrokan menyusul razia penangkapan di Tepi Barat. Kekerasan itu, insiden paling mematikan di daerah tersebut dalam beberapa tahun, merupakan pukulan baru bagi upaya perdamaian yang pimpinan AS, yang dilanjutkan akhir bulan lalu setelah hampir lima tahun mandek.

Para pejabat Palestina menuduh Israel menghalang-halangi dan menggunakan proses itu sebagai penutup untuk membangun permukiman baru Yahudi. Kematian warga Palestina itu semakin memburuk suasana.

Tidak diketahui kapan pembicaraan akan dilanjutkan. Namun para pejabat Palestina mengatakan kemandekan itu diperkirakan berlangsung singkat. Para pejabat itu tidak mau diindetifikasi karena mereka bukan pejabat berwenang untuk berbicara dengan media.

Bentrokan hari Senin meletus ketika pasukan Israel memasuki kamp pengungsi Qalandia, di luar Yerusalem, pada razai penangkapan malam hari.

Shai Hakimi, juru bicara polisi paramiliter perbatasan, mengatakan, ratusan orang Palestina tumpah ke jalan-jalan dan melemparkan bom molotof, beton dan batu kepada petugas. Militer Israel mengatakan, tentara bergegas ke tempat kejadian untuk memberikan bantuan dan melepaskan tembakan setelah mereka merasa hidup mereka terancam bahaya."

Rakyat Palestina menginginkan perundingan perdamaian fokus pada isu-isu keamanan dan perbatasan antara Israel dan negara masa depan Palestina.

Menurut para pejabat Israel dan Palestina, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Roma, Italia, pada 8 September untuk membantu mendorong negosiasi ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com