Surat yang diterbitkan media berbahasa Ibrani itu merujuk pada kinerja intelijen Israel di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk target pembunuhan dan pengawasan ketat terhadap warga sipil.
Para prajurit dan perwira dari Unit 8200, yang bekerja dengan badan intelijen Israel, memutuskan tidak akan melanjutkan tugas mereka dalam sistem yang melanggar hak asasi jutaan orang itu.
"Kami menyerukan kepada seluruh prajurit yang sedang bertugas atau yang akan bertugas serta seluruh warga Israel untuk bersuara melawan pelanggaran ini dan bekerja sama untuk menghentikannya," demikian isi surat yang dimuat harian Yediot Ahronot.
Ke-43 tentara itu memutuskan untuk menolak pemanggilan tahunan mereka meski untuk itu mereka harus menanggung risiko penahanan dan menjalani sidang di pengadilan militer.
Surat itu ditulis sebelum perang 50 hari antara Israel dan Hamas, namun anehnya isi surat itu juga mengecam rakyat Israel yang seolah mengabaikan tingginya korban warga sipil Palestina dalam konflik bersenjata itu.
Sesuai undang-undang maka setiap pria Israel harus menjalani wajib militer selama tiga tahun setelah lulus sekolah, sedangkan para perempuan menjalani dua tahun masa wajib militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.