Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Wanita Dipenggal di Taman di London

Kompas.com - 05/09/2014, 10:17 WIB
LONDON, KOMPAS.COM — Seorang wanita berumur 82 tahun dipenggal dengan menggunakan golok oleh seorang pria di sebuah taman di London.

Palmira Silva, seorang janda dan nenek, dipenggal di luar rumahnya di Edmonton, London Utara, pada Kamis (4/9/2014) waktu setempat oleh seorang pria berusia 25 tahun. Pria itu, yang serangannya menimbulkan kepanikan, memburu sasarannya secara acak.

Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka melihat pria itu, sambil memegang sebilah pisau sepanjang satu kaki, menyerang kendaraan yang lewat dan seekor kucing sebelum menjelajahi taman itu untuk mencari korban. Polisi yakin pria itu juga mencoba untuk menyerang dua orang di rumah lain di jalan itu, Nightingale Road. Namun, kedua orang itu dapat melarikan diri tanpa cedera.

Pria itu ditangkap setelah polisi bersenjata, yang mengalihkan perhatiannya demi mencegah serangan lain, memojokkannya di sebuah rumah dan melumpuhkannya dengan pistol setrum Taser. Beberapa petugas dilaporkan terluka.

Silva, yang merupakan seorang keturunan Italia, dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Dari hasil penyelidikan detektif, diketahui bahwa pria itu terinspirasi oleh video teroris baru-baru ini yang memenggal kepala dua wartawan Amerika di Suriah.

Namun, para detektif mengatakan, mereka telah mengesampingkan terorisme sebagai motif pembunuhan itu.

Komandan Simon Letchford, dari Kepolisian Metropolitan London, mengatakan, "Sejumlah petugas yang ada di lokasi mengevakuasi sejumlah orang dari sekitar tempat kejadian demi keselamatan mereka. "Selama waktu itu, mereka mengalihkan perhatian orang itu dari kemungkinan melakukan serangan lebih lanjut."

Letchford mengatakan, anak buahnya, yang mendapat laporan setelah pukul 13.00, telah melakukan "segala sesuatu yang mereka bisa untuk mengevakuasi orang-orang dari sekitar tempat kejadian" dan bahwa "jelas mereka menyadari apa yang telah terjadi dan mereka menempatkan dirinya dalam bahaya ekstrem demi melindungi masyarakat, demi memastikan bahwa perilaku orang itu dihentikan secepat mungkin".

Kepala Detektif Inspektur John Sandlin, yang memimpin penyelidikan, menambahkan, "Ini merupakan serangan yang sangat jelas terlihat pada siang hari bolong di jalanan perumahan. "Saya bisa mengerti mengapa hal ini bisa menyebabkan keprihatinan warga. Namun, kami yakin bahwa kami tidak mencari orang lain pada tahap ini. Walau terlalu dini untuk berspekulasi mengenai apa motif di balik serangan ini, saya yakin, berdasarkan informasi yang saat ini tersedia bagi saya, serangan ini tidak terkait teroris."

Si penyerang, yang tidak disebutkan namanya, kini dirawat karena luka ringan yang dideritanya ketika ditangkap pada Kamis.

Sejumlah saksi menggambarkan operasi dramatis polisi saat para petugas memecahkan jendela-jendela rumah tetangga, membawa anak-anak yang berteriak-teriak, dan menuntun mereka yang ketakutan ke tempat aman.

Salah seorang tetangga mengisahkan pelariannya dan mengatakan, dia yakin si penyerang merupakan seorang pria lokal.

Freda Odame (30 tahun), seorang pekerja katering, mengatakan, ia mendengar keributan dan mengintip lewat tirainya. Ia melihat seorang pria kulit hitam berusia dua puluhan tahun membawa pisau. "Seseorang berteriak dan menggedor-gedor pintu. Saya bisa mendengar teriakan itu, tetapi saya tidak bisa mendengar apa yang dikatakan pria tersebut," katanya.

"Saya bisa melihat dia punya pisau yang besar, sepanjang lengan, dan ia berjongkok seolah-olah sedang mencari sesuatu. Sorotan matanya ganas jadi saya menutup tirai saya karena saya takut. Tetangga sebelah saya berada di tamannya, tetapi tampaknya tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Saya sudah melihat pria itu di sini sepanjang waktu, saya pikir dia tinggal di jalan ini. Saya pikir dia tinggal bersama keluarganya. Saya sangat ketakutan. Lima menit setelah saya mendengar pria itu berteriak, polisi mengetuk pintu dan bilang bahwa saya harus keluar."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com