Pada 2011, industri pariwisata Mesir menyumbang 11,3 persen dari total pertumbuhan ekonomi Mesir. Industri ini mendatangkan pemasukan sebesar hingga 8,7 miliar dollar AS.
Kendati begitu, justru pada 2011 pula jumlah turis ke Mesir turun sepertiga dari tahun sebelumnya. Industri ini mulai tumbuh lagi pada 2012 hingga awal 2013.
Menurut Direktur Mesirindo Utama Amin Fathullah dan General Manager Mesirindo Utama M Yassin, pada Rabu (27/11/2013), Mesir menata kembali industri pariwisata mulai dari peninggalan sejarah hingga kesenian khasnya. "Khusus dengan Indonesia, Mesir memiliki hubungan sejarah yang panjang," kata M Yassin.
Mesirindo Utama memulai kerja sama dengan Egypt Air pada 27 Agustus 2013. Mesirindo Utama mengoperasikan pengembangan kerja sama di Indonesia dengan Egypt Air.
Paling tidak, catatan terkumpul menunjukkan kalau Mesir mengandalkan sepuluh lokasi pariwisata di seantero negeri itu. Kairo adalah salah satu destinasi favorit. Soalnya, di kawasan Afrika, Kairo adalah pusat perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Universitas tertua di dunia Al Azhar berada di Kairo.
Selain itu, Mesir juga menyodorkan Alexandria sebagai kota tujuan wisata. Alexandria adalah kota kedua terbesar di Mesir. Sementara, berturut-turut lokasi wisata di Mesir adalah Gunung Sinai, piramida dan Sphinx, Laut Merah, Luxor, Sungai Nil, Hurghada, Sharm el-Sheikh, dan Karnak.
Yassin mengatakan, pihaknya menyasar antara 150-250 penumpang per penerbangan dari Indonesia. Mulai 23 Desember 2013, Egypt Air mengoperasikan empat penerbangan dalam seminggu pada Senin, Kamis, Jumat, dan Minggu. Maskapai penerbangan ini akan menggunakan pesawat Boeing 777-300ER.
Menurut M Yassin, penerbangan dari Jakarta ke Kairo akan lepas landas pukul 19.10 WIB dan tiba pukul 05.35 waktu Kairo. Sebaliknya, dari Kairo menuju Jakarta, pesawat akan tinggal landas mulai pukul 23.35 waktu Kairo dan mendarat pada pukul 05.40 WIB.