Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 30 Juta Orang Hidup dalam Perbudakan

Kompas.com - 18/10/2013, 08:24 WIB
LONDON, KOMPAS.COM — Sebanyak 29,8 juta orang di dunia hidup dalam perbudakan modern. Indeks Perbudakan Global yang dirilis Kamis (17/10/2013) itu disusun oleh Walk Free Foundation (WFF), yayasan anti-perbudakan yang didirikan pengusaha tambang Australia, Andrew Forrest.

WFF menyusun peringkat 162 negara berdasarkan perkiraan jumlah penduduk yang dipengaruhi praktik perbudakan modern, termasuk kerja paksa, perdagangan manusia, kawin paksa, dan tentara anak-anak.

Jumlah ini jauh lebih besar dari perkiraan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang memperkirakan 21 juta orang menjadi korban kerja paksa.

India disebut memiliki jumlah terbesar warga yang hidup seperti budak, yakni 14 juta atau hampir separuh dari jumlah total. Perbudakan juga menjadi masalah umum di Mauritania yang menempati peringkat teratas dalam persentase populasi yang hidup layaknya budak, yakni 4 persen.

”Banyak pemerintah tak ingin mendengar apa yang kami katakan. Jika mereka mau bekerja sama dengan kami, kami sangat terbuka untuk mencari cara agar dapat mengatasi isu perbudakan modern ini,” kata Kepala Eksekutif WFF Nick Grono.

Indeks Perbudakan Global ini mendapat dukungan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, PM Australia Tony Abbott, pendiri Microsoft Bill Gates, dan pengusaha Inggris Richard Branson. Hillary mengatakan, Indeks Perbudakan Global ini belum sempurna.

”Saya mendesak para pemimpin di seluruh dunia melihat indeks ini sebagai panggilan untuk bertindak dan fokus pada kerja guna merespons kejahatan ini,” katanya.

Mauritania memiliki proporsi perbudakan tertinggi, dan banyak yang mewarisi status budak dari leluhur mereka. Sekitar 140.000-160.000 orang diperbudak di Mauritania yang memiliki populasi hanya 3,8 juta orang. (BBC/AFP/AP/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com