"Saya menyesalkan perpecahan dalam komunitas internasional," kata Rasmussen pada AFP di sela pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa di Lithuania, Kamis (5/9/2013). Dia mengatakan, bila perpecahan ini berlanjut, maka para diktator dapat berpikir untuk "sah-sah saja" menggunakan senjata kimia ataupun senjata pemusnah massal lainnya.
Rasmussen menyerukan "respons kuat internasional", sekaligus bersikeras meyakini bahwa rezim Bashar al Assad berada di balik serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus, Suriah, Rabu (21/8/2013).Para Menteri Pertahanan Uni Eropa memulai pembicaraan di Lithuania, Kamis, bersamaan dengan digelarnya pertemuan puncak G-20 di Rusia yang dihadiri Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Lithuania saat ini sedang mendapat giliran sebagai Presiden bergilir Uni Eropa.
Isu Suriah akan menjadi salah satu topik pembahasan penting dalam pertemuan di Lithuania. Di grup Uni Eropa, Perancis terancam menjadi satu-satunya negara yang mendukung aksi militer ke Suriah yang "dimotori" Amerika Serikat.