Serangan kaum gerilyawan di Irak telah berlipat sejak awal tahun ini. Lebih dari 1.000 orang tewas pada Juli lalu. Menurut PBB, jumlah korban tewas sebanyak itu dalam sebulan merupakan yang tertinggi sejak 2008.
Kementerian Dalam Negeri Irak, yang mengatakan bahwa negara itu sedang menghadapi "perang terbuka" yang dipicu oleh kekerasan sektarian, telah meningkatkan pengamanan di ibu kota minggu ini dengan menutup jalan-jalan dan mengerahkan polisi dan helikopter tambahan.
Bom-bom itu meledak secara beruntun di distrik utara, timur, dan selatan Baghdad, di daerah yang penuh sesak dengan pembeli dan jemaah di dekat sebuah masjid. Salah satu serangan menghantam sebuah lapangan di pusat kota Baghdad, di mana bom yang diletakkan dalam sebuah mobil yang sedang parkir menewaskan lima orang dan melukai 18 orang lainnya. Di sebuah lingkungan kaum Syiah di selatan, bom mobil lain meledak tepat setelah waktu buka puasa di dekat sebuah toko yang menjual es krim.
Di Nahrawan, 30 kilometer di tenggara Baghdad, kaum militan menyasar kawasan jalan komersial yang ramai dengan sebuah bom mobil. Di kawasan pinggiran di Baghdad utara, sebuah bom meledak di dekat pasar.
Serangan terkoordinasi yang menewaskan puluhan orang telah menjadi sesuatu yang lumrah di Irak dalam beberapa bulan terakhir. Kaum militan Islam Sunni telah mendapatkan kembali momentum dalam perlawanan mereka terhadap pemerintah pimpinan Syiah sejak awal tahun ini dan menjadi berani karena perang saudara di negara tetangga Suriah, yang memicu ketegangan sektarian di Timur Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.