Surat itu, yang diunggah ke situs stasiun televisi milik Hezbollah Al Manar TV, menyarankan agar kelompok Hamas dan Hezbollah mengesampingkan perbedaan pandangan mereka terkait perang saudara Suriah.
Hamas selama ini dikenal sangat menentang rezim Presiden Bashar al-Assad. Sementara, kelompok Hezbollah kini justru membantu rezim Assad memerangi para pemberontak yang berusaha menggulingkannya.
"Musuh sebenarnya adalah Zionis dan semua senjata seharusnya diarahkan kepada mereka. Semua kekuatan perlawanan harus menyambut peperangan selanjutnya sebagai satu kesatuan," demikian isi surat yang ditandatangani Deif.
Surat itu juga berisi ucapan belasungkawa dari Hamas untuk pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah terkait tewasnya enam pejuang kelompok itu yang tewas dalam sebuah serangan udara Israel di kota Quneitra, dataran tinggi Golan, Minggu (18/1/2015).
Mohammed Deif sendiri bukan nama asing bagi Israel. Dalam perang 50 hari di Gaza tahun lalu, Deif adalah salah satu sasaran utama Israel. Israel mengatakan Deif bertanggung jawab atas sejumlah aksi bom bunuh diri di beberapa kota Israel yang menewaskan puluhan warga negeri itu.
Militer Israel sudah berulang kali mencoba membunuh Deif, termasuk satu upaya pada Agustus tahun lalu di tengah kecamuk perang 50 hari di Jalur Gaza.
Hamas, yang saat ini terisolasi baik secara politik maupun finansial, mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan sekutu-sekutu lamanya untuk memperbaiki kondisi finansialnya.
Pada Desember lalu, Hamas mengatakan sudah memperbaiki hubungannya dengan Iran yang selama ini marah dengan keputusan Hamas yang memusuhi Bashar al-Assad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.