ADB dalam kesempatan itu meminta pembaruan batas penghasilan per kapita per hari 1,25 dollar AS untuk mengukur angka kemiskinan sejatinya sudah tidak sesuai. Pasalnya, angka itu berangkat dari penghitungan di Afrika.
Warta AP pada Jumat (22/8/2014) menunjukkan pemicu melonjaknya warga miskin lantaran hantaman topan Haiyan pada November tahun silam. Jumlah warga yang menjadi miskin gara-gara topan itu sejatinya hanya 1,5 juta dari angka 7,4 juta tadi. Selisihnya adalah warga yang masuk dalam kategori miskin akibat kontraksi perekonomian Filipina.
Catatan ADB menunjukkan, Haiyan membuat 4 juta warga Filipina kehilangan tempat tinggal. "Topan Haiyan memang berisiko tinggi,"kata pernyataan ADB.
Krisis perekonomian di Filipina, menurut ADB, juga berangkat dari tingginya tingkat pengangguran, pemotongan jam kerja dan upah, inflasi, serta pemotongan fasilitas pemerintah untuk rakyat miskin.
Sementara itu, secara umum, masih menurut refleksi ADB, pada 1997-1998, krisis perekonomian Asia membuat angka kemiskinan di Indonesia naik menjadi 8,9 persen. Di Filipina, angka itu menyentuh 9 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.