Melalui sebuah pernyataan bersama dalam peringatan 25 tahun tragedi yang menewaskan 270 orang itu, ketiga pemerintah berjanji akan menggali kebenaran di balik tragedi penerbangan paling mematikan di Inggris itu.
"Kami ingin semua yang bertanggung jawab atas aksi terorisme itu dibawa ke meja hijau untuk mengetahui alasan di balik perbuatan itu," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris.
"Kami akan memberikan dukungan penuh untuk tim investigasi agar mereka bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya," lanjut Kemenlu Inggris.
Sementara itu, pemerintah Libya ingin menunjukkan niat baik membantu kedua negara sahabatnya itu menjawab banyak pertanyaan tentang tragedi Lockerbie, sebuah aksi terorisme yang selama berpuluh tahun membuat nama Libya buruk di mata komunitas internasional.
Satu-satunya orang yang pernah ditahan dalam kasus ini adalah petugas intelijen Libta Abdel Baset al-Megrahi. Dia dinyatakan bersalah pada 2001.
Namun, delapan tahun kemudian Al-Megrahi dibebaskan dengan alasan kemanusiaan di tengah kecaman pemerintah Inggris dan Amerika Serikat. Al-Megrahi meninggal dunia akibat kanker tahun lalu.
Hingga wafatnya, Al-Megrahi selalu menyatakan dirinya tidak bersalah, dan keluarganya tengah mempertimbangkan upaya banding untuk membersihkan nama Al-Megrahi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.