Sementara, catatan terkumpul menunjukkan potensi perikanan tangkap dunia berada di kisaran 95 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, Indonesia baru bisa menangkap sekitar 5,05 persen.
Menurut hemat Suseno, salah satu cara untuk mengurangi merebaknya penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia adalah dengan penempatan tenaga-tenaga ahli bidang pemantauan. "Pemantauan itu mesti kita lakukan sendiri,"katanya.
Lantaran berkutat di bidang SDM, kata Suseno, pihaknya menerapkan standard kompetensi kerja maupun standard profesi bagi para lulusan sekolah-sekolah perikanan negara mulai dari menengah hingga perguruan tinggi.
Para ahli ini nantinya bakal bekerja dengan bantuan kemajuan teknologi, tentunya, untuk memantau semisal asal penangkapan ikan dan kapal penangkapnya. "Terkait dengan komunitas ekonomi ASEAN itulah, tenaga-tenaga profesional seperti itu makin dibutuhkan,"ujarnya.
Demi menghadapi realisasi komunitas itu, menurut hemat Suseno, dibutuhkan sekitar 6.000 tenaga ahli.
Suseno menambahkan, catatan dari pihaknya menunjukkan, sampai dengan 2012, seluruh lulusan pendidikan perikanan dalam lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencapai 1.363 orang.
Sampai saat ini pendidikan menengah kejuruan KKP memiliki empat program keahlian yakni Nautika Perikanan Laut, Teknika Perikanan Laut, Teknologi Budidaya Perikanan, dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Pada bagian ini, ada sembilan satuan pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) yang berlokasi di Aceh, Pariaman, Kota Agung, Pontianak, Tegal, Bone, Ambon, Sorong, dan Kupang.
Selanjutnya, di jenjang pendidikan tinggi, ada enam penyelenggaraan program studi yakni Teknologi Penangkapan Ikan, Teknologi Mesin Perikanan, Teknologi Aquakultur, Teknologi Pengolahan Hasil, Teknologi Pengelolaan Sumberdaya, dan Penyuluhan Perikanan. Pada tingkat ini, terang Suseno, KKP menjalankan tiga satuan pendidikan Akademi Perikanan (AP) di Sidoarjo, Bitung, dan Sorong. Lalu, ada satu satuan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang berlokasi di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.