Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Kompas.com - 01/07/2024, 09:52 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber CNN

Hezbollah secara keseluruhan sangat terlatih dan disiplin, tak seperti banyak kelompok gerilya lainnya.

Ben Wedeman, koresponden CNN bercerita bahwa ia pernah bertemu dengan beberapa tentara Hezbollah selama perang tahun 2006. Wedeman mencatat bagaimana para tentara tersebut bersikap sangat sopan tetapi tegas. Tanpa sikap sombong, mereka juga bersikeras agar Wedeman pergi demi keselamatan dirinya. Mereka tidak akan menerima penolakan.

Api dan Darah

Awal tahun ini, Universitas Reichman mengeluarkan laporan berjudul “Api dan Darah: Realitas Mengerikan yang Dihadapi Israel Dalam Perang dengan Hezbollah.” Laporan tersebut memaparkan skenario suram di mana kelompok sekutu Iran itu akan menembakkan 2.500 hingga 3.000 roket dan rudal per hari selama berminggu-minggu, menargetkan lokasi militer Israel serta kota-kota padat penduduk.

Selama perang 34 hari di tahun 2006, Hezbollah diperkirakan telah menembakkan sekitar 4.000 roket – rata-rata 117 roket per hari. Jika perang antar keduanya pecah sekarang, Hezbollah mungkin akan menyerang Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, sama seperti bagaimana Israel mengebom Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut pada 13 Juli 2006.

Baca juga: Dampak Ketegangan Hezbollah-Israel bagi Lebanon

Ada pula kemungkinan Israel akan kembali menyerang lokasi yang sama jika perang antar keduanya pecah kembali.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa rudal Hezbollah akan mencapai lebih dalam ke Israel dibandingkan dengan tahun 2006. Pada tahun 2006, Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, masuk ke dalam jangkauan rudal Hezbollah.

Pergeseran Keseimbangan Strategis

Keseimbangan strategis yang selama ini menguntungkan Israel mulai berubah. Musuh-musuhnya bukan lagi rezim Arab yang korup dan tidak kompeten, melainkan serangkaian aktor non-negara mulai dari Hezbollah hingga Hamas, Jihad Islam, Houthi, serta milisi di Irak dan Suriah.

Karena dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap Israel, semua pemain itu juga membidik kepentingan AS dan Barat di Timur Tengah.

Kini, dengan bantuan Iran, Houthi di Yaman mampu menembakkan rudal balistik ke Israel. Houthi juga terus menargetkan pengiriman di Laut Merah terlepas dari adanya armada yang dipimpin oleh AS di sekitar sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa yang Dimaksud Taktik 'Serangan Daging' Rusia di Ukraina?

Apa yang Dimaksud Taktik "Serangan Daging" Rusia di Ukraina?

Internasional
Mengapa Kekerasan di Dagestan, Rusia Selatan, Terus Terjadi?

Mengapa Kekerasan di Dagestan, Rusia Selatan, Terus Terjadi?

Internasional
Siapa Akan Mengendalikan Jalur Gaza Seusai Perang?

Siapa Akan Mengendalikan Jalur Gaza Seusai Perang?

Internasional
Skandal Korupsi Dua Menteri Pertahanan dan Agenda Modernisasi Militer China

Skandal Korupsi Dua Menteri Pertahanan dan Agenda Modernisasi Militer China

Internasional
Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Internasional
Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Internasional
Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Internasional
Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Internasional
Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Internasional
Mengenal 'Diplomasi Panda' China dan Kontroversinya

Mengenal "Diplomasi Panda" China dan Kontroversinya

Internasional
Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Internasional
Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Internasional
Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Internasional
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com