Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Kompas.com - 01/07/2024, 09:52 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber CNN

Milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah sebagian besar telah menahan diri sejak serangkaian serangan AS pasca serangan pesawat nirawak menewaskan tiga tentara AS di Yordania.

Namun, hal itu juga dapat berubah jika Israel dan Hezbollah berperang.

Baru-baru ini, Qais Al-Khazali, pemimpin milisi Irak yang didukung Iran, Asa’ib Ahl Al-Haq, memperingatkan bahwa jika AS mendukung serangan Israel terhadap Lebanon, “maka Amerika harus tahu bahwa hal itu akan membahayakan semua kepentingannya di kawasan tersebut, khususnya di Irak, dan menjadikan mereka sebagai sasaran.”

Mengambil Resiko

Kemudian ada Iran. Secara tradisional, Teheran membiarkan pihak lain untuk bertempur dan tetap berada di belakang layar. Namun, hal itu berubah pada April lalu ketika mereka melancarkan serangan balasan atas serangan Israel sebelumnya terhadap kompleks diplomatik Iran di Damaskus.

Jika Hezbollah, sekutu regional utama Iran, diserang Israel, dan memang “dihancurkan” oleh Israel seperti yang Gantz katakan, Iran kemungkinan akan memberikan respons.

Iran dapat saja memerintahkan sekutunya untuk mengambil resiko dan menyerang kepentingan AS serta Israel sesuka hati. Namun permasalahannya, Iran berada di Selat Hormuz, titik masuk ke Teluk Persia. Jika terjadi konflik besar, Iran mungkin saja akan memblokir selat tersebut, sebuah tindakan yang akan membuat harga minyak global meroket.

Sejak Oktober, ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel telah mengalami fluktuasi. Namun, ketegangan tersebut kian meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dan perang tampaknya semakin mungkin terjadi. Retorika di kedua belah pihak semakin memanas.

Jerman, Swedia, Kuwait, Belanda, dan negara-negara lain menyerukan kepada warga negara mereka untuk segera meninggalkan Lebanon. Jika pernah ada resiko perang regional di Timur Tengah, maka itu bisa terjadi sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa yang Dimaksud Taktik 'Serangan Daging' Rusia di Ukraina?

Apa yang Dimaksud Taktik "Serangan Daging" Rusia di Ukraina?

Internasional
Mengapa Kekerasan di Dagestan, Rusia Selatan, Terus Terjadi?

Mengapa Kekerasan di Dagestan, Rusia Selatan, Terus Terjadi?

Internasional
Siapa Akan Mengendalikan Jalur Gaza Seusai Perang?

Siapa Akan Mengendalikan Jalur Gaza Seusai Perang?

Internasional
Skandal Korupsi Dua Menteri Pertahanan dan Agenda Modernisasi Militer China

Skandal Korupsi Dua Menteri Pertahanan dan Agenda Modernisasi Militer China

Internasional
Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Internasional
Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Internasional
Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Internasional
Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Internasional
Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Internasional
Mengenal 'Diplomasi Panda' China dan Kontroversinya

Mengenal "Diplomasi Panda" China dan Kontroversinya

Internasional
Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Internasional
Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Internasional
Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Internasional
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com