TAIPEI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, pada Sabtu (29/2/2020) menuding China menyebar hoaks dan mengganggu perjuangan Taiwan melawan virus corona.
Seperti dikabarkan Reuters, China mengatakan Taiwan adalah salah satu provinsi yang tidak memiliki hak untuk menjadi anggota WHO.
Taiwan lalu membalas dengan menyebut China "kejam" karena tidak memberi informasi real -time tentang virus corona dari WHO.
Negeri "Panda" kemudian menyanggahnya. Mereka bilang Taiwan sudah mendapat informasi yang dibutuhkan.
Baca juga: Akibat Corona, Pendapatan Perusahaan AS dan Eropa di China Diprediksi Anjlok hingga 50 Persen
Pekan ini pemerintah Taiwan melaporkan peningkatan laporan online palsu tentang virus di negaranya, dan menuduh ada "tentara internet" China di balik informasi yang salah ini.
Sampai berita ini diunggah, China belum menanggapi tudingan tersebut.
Joseph Wu di Twitter mengatakan bahwa pejabat China seolah-olah peduli dengan kesehatan warga negara Taiwan, dengan menyebut istilah "hubungan darah".
Dia menambahkan, "Ketika #Taiwan berurusan dengan #COVID19 yang berasal dari #Wuhan, para pejuang dunia maya mereka berperang untuk mengganggu upaya kita."
"Jadi ini adalah pertempuran epidemik dengan karakteristik China. Aku tak bisa berkata-kata," tulisnya.
#PRC officials say they care about our health as if we're blood relatives. But while #Taiwan is dealing with #COVID19 originating from #Wuhan, their cyber warriors are waging war to disrupt our efforts. So this is epidemic fighting with Chinese characteristics. I'm speechless. JW pic.twitter.com/mOsZMNpEOe
— ??? Ministry of Foreign Affairs, ROC (Taiwan) ???????? (@MOFA_Taiwan) February 29, 2020
Hoaks yang dimaksud Taiwan adalah klaim bahwa negara pimpinan Tsai Ing-wen ini menutupi jumlah kasus virus corona yang sebenarnya, dan anggota Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan mendapat prioritas untuk masker wajah.
Taiwan mengatakan akan menghukum orang yang menyebarkan kabar burung ini, dan mengklaim China sengaja menyebar hoaks untuk merusak demokrasi dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Terkait hal ini, Reuters mengabarkan China pernah membantah tudingan itu.
Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kenya Tangguhkan Semua Penerbangan ke China
Ketegangan antara Taiwan dan China bertambah dalam beberapa pekan terakhir, setelah Negeri "Tirai Bambu" menerbangkan jet tempur dan pesawat pengebom di dekat Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan kemudian melaporkan kejadian-kejadian lain pada Jumat (28/2/2020), menurut kabar dari Reuters.
Sementara itu Taiwan bergerak cepat untuk menangguhkan perjalanan dari dan ke China, untuk mencegah penyebaran virus corona.