Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2020, 12:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

DAMASKUS, KOMPAS.com - Sebuah laporan yang disokong PBB menyatakan, terdapat bocah berusia 9 tahun diperkosa dan dijadikan budak seks oleh ISIS.

Para penyelidik menuturkan, laporan itu adalah yang pertama kalinya mereka berfokus kepada anak-anak dalam konflik di Suriah.

Komisi Penyelidikan Suriah memaparkan, mereka merampungkan dokumen berisi 5.000 wawancara yang dilakukan selama perang saudara.

Baca juga: Didakwa Danai ISIS, Pria Singapura Ini Sebut Hanya Akui Hukum Syariah

Mereka tak hanya mewawancarai anak-anak yang terenggut masa kecilnya dalam konflik berusia delapan tahun tersebut.

Komisi itu juga mewawancarai saksi mata, penyintas, kerabat anak-anak itu, pekerja medis, pembelot, hingga kombatan.

Hasilnya, didapati kenyataan bahwa ada bocah enam tahun yang meniru menghukum mati teman sebayanya setelah melihat eksekusi umum.

Kemudian terdapat juga pengakuan gadis berumur 10 tahun yang memberi tahu ibunya bahwa dia bisa mati kelaparan, dilansir Sky News Kamis (16/1/2020).

Laporan itu menjabarkan bagaimana anak-anak sering menjadi sasaran penembak runduk (sniper), dan dijadikan alat tawar mendapat ransum.

Oleh milisi pro-pemerintah, anak-anak itu sering dijadikan sasaran tembak oleh para sniper, dengan sekolah hingga rumah sakit dipasangibom.

Kemudian, terdapat kisah bocah dengan usia paling muda 9 tahun diperkosa, dan dijadikan budak seks oleh kelompok ISIS.

Lalu, kombatan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda menyiksa bocah laki-laki, mengikutkannya ke pelatihan militer, dan memaksa mereka melakukan pembunuhan massal.

"Delapan tahun konflik, anak-anak di Suriah mengalami pelanggaran hak: terbunuh, cacat, terluka, dan yatim piatu. Menanggung beban kekerasan akibat pihak bertikai," ulas laporan itu.

Baca juga: Pejabat Anti-Terorisme Kurdi Sebut ISIS Semakin Kuat di Irak

Laporan tersebut mengomentari juga pengeboman terhadap sekolah dan rumah sakit, membuat anak-anak tak bisa mendapat kesehatan dan pendidikan yang layak.

Dokumen itu tidak menyebutkan mengenai korban tewas atau terluka, di mana terdapat kesulitan dalam menentukan jumlah pastinya mengingat penyelidik tak punya akses.

Hanya menyebutkan setidaknya ada lima juta anak yang terenggut masa kecilnya, di mana mereka ditempatkan di dalam atau luar Suriah selama konflik.

Ketua Komisi Penyelidikan Paulo Pinheiro menyatakan, dia sangat terkejut dengan pengabaian HAM oleh negara yang berkonflik.

Dia sangat menyoroti dugaan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tak mengindahkan HAM para warga yang ada di teritorinya.

"Semua aktor yang ada di konflik ini harus berbuat lebih untuk melindung anak-anak, dan generasi muda negara itu," tegasnya.

Baca juga: KALEIDOSKOP 2019: Kematian Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com