Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Uang Warisan, Gadis Ini Dalangi Pembunuhan Ibu dan 3 Adiknya

Kompas.com - 02/04/2019, 16:32 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang perempuan anak pejabat perusahaan minyak Rusia dipenjara selama 16 tahun setelah mendalangi pembunuhan ibu dan tiga saudara kandungnya.

Perbuatan berdarah dingin itu dilakukan Daria Pereverzeva (26) demi mendapatkan kekayaan keluarganya yang bernilai lebih dari Rp 55 miliar itu.

Dalam melaksanakan rencana kejinya itu Daria tak sendirian. Dia dibantu sang kekasih Dmitry Kolesnikov (27) yang diganjar hukuman penjara seumur hidup.

Saat mendengarkan keputusan hakim, Daria sama sekali tak menunjukkan emosi dan hanya berdiri terpaku.

Baca juga: Demi Warisan, Pemuda 22 Tahun Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Orangtuanya

Sejumlah saksi mata mengatakan, Daria sama sekali tidak menangis saat hadir di pemakaman keluarganya.

Elena Pereverzeva (43), seorang ahli ekonomi yang bekerja di perusahaan minyak Rusia Rosneft tewas bersama tiga anaknya Daniil (12) serta dua adik kembarnya Maria dan Ivan (3) saat kediaman mereka terbakar.

Bukti forensik menunjukkan Elena dan Daniil dicekik hingga tewas sebelum kebakaran terjadi. Demikian ujar para penyidik.

Sementara, dua bocah kembar Maria dan Ivan, tewas karena menghirup asap dalam kebakaran ke kawasan elit Khimki, pinggiran kota Moskwa itu.

Kekasih Daria yang ada di rumah mewah itu lolos dari kebakaran hebat tersebut.

Kasus yang membutuhkan waktu lima tahun dari penyelidikan hingga keputusan hakim ini amat mengejutkan rakyat Rusia.

Daria berencana menguasai tak hanya uang dan properti ibunya tetapi juga kekayaan sang kakek Ivan Chernov (77), mantan pejabat tinggi di Rosneft.

Baca juga: Demi Warisan, Istri Muda Bikin Surat Kematian Palsu untuk Istri Tua

Chernov awalnya mencoba membela cucu kesayangannya itu tetapi belakangan menarik dukungannya untuk Daria.

"Pengadilan yang akan memutuskan semua," ujar Chernov.

Daria tak berada di rumah saat kebakaran terjadi dan terus membela kekasihnya meski pria itu terus memberi keterangan berbeda soal kebakaran tersebut.

Salah satu pembelaan yang diajukan adalah menyebut kebakaran disebabkan beberapa orang tak dikenal yang masuk ke kediaman keluarga Daria.

Alasan lain adalah kebakaran itu disebabkan Kolesnikov memendam amarah kepada Elena karena dinyatakan terlalu miskin untuk menikahi Daria.

Elena juga mengatakan kepada Kolesnikov bahwa keguguran yang dialami Daria tak lama sebelum kebakaran itu terjadi sebenarnya adalah aborsi yang sudah diatur Elena.

Baca juga: Cucu Keroyok Kakek dan Nenek demi Warisan

Tak lama setelah kebakaran itu terjadi, polisi menahan Kolesnikov yang mengaku sudah membunuh empat orang.

"Dalam pemeriksaan polisi, Kolesnikov juga menyebut Daria sebagai dalang pembunuhan itu," kata penyidik senior Sergei Kalugin.

Polisi sempat memeriksa Daria tetapi kemudian membebaskannya. Usai diperiksa, Daria terbang ke Thailand di mana dia mendapat pekerjaan dan tinggal bersama ayahnya Igor Pereverzev.

Pada 2016, Daria kembali ke Rusia untuk memberikan bukti meringankan bagi kekasihnya. Namun, setibanya di Rusia, polisi langsung menangkapnya dengan tuduhan menjadi otak pembunuhan keluarganya.

"Saat saya hadir di persidangan dan mendengar saya dituduh membunuh ibu dan adik-adik saya, saya tak bisa  berkata-kata,"  tulis Daria di sebuah harian Rusia tahun lalu.

"Saya tak bisa berkata-kata, terlalu banyak emosi di dalam hati. Ibu dan saya adalah seperti teman," kata Daria.

"Ibu pergi bekerja, saya kuliah. Di sepanjang jalan kami selalu bicara di telepon. Tak ada rahasia di antara kami. Dia orang yang paling saya cintai," lanjut Daria.

Dia membantah pergi ke Thailand untuk menghindari hukum. Daria mengklaim, dia menjadi "sakit" setelah kematian keluarganya.

"Saya menangis setiap sepanjang malam dan tak meninggalkan kamar. Ayah yang membantu saya selama ini," kata perempuan itu.

Baca juga: Bunuh Satu Keluarga, Imigran China Diganjar 125 Tahun Penjara

Daria juga membantah menjadi dalang pembunuhan ibu dan adik-adiknya.

"Saya ingin tahu apa yang terjadi di rumah pada hari itu. Dan mengapa ibu dan adik-adik saya dibunuh," lanjut dia.

Daria kemudian mengatakan kepada kakeknya bahwa selama ini dia melakukan kesalahan dengan membela sang kekasih.

"Saya melakukan kesalahan karena tak memercayai kakek saya bahwa Kolesnikov bersalah dan saya terus mencoba membelanya," kata Daria.

"Tapi memang semua tak masuk akal bagi saya. Dia (Kolesnikov) amat baik kepada ibu dan adik-adik saya," tambah dia.

"Saat adik kembar saya lahir, dia ada di rumah sakit. Kami pergi bersama menjemput ibu dan adik-adik saya dari rumah sakit," kenangnya.

Baca juga: Pria Israel Terbukti Dalangi Pembunuhan Sadis Seorang Remaja Palestina

Daria juga mengatakan, Kolesnikov kerap menggendong adik kembarnya dan dia punya yang mengajari Daniil bermain papan seluncur salju.

Namun, penyidik mengatakan, Davia sebenarnya marah kepada ibunya yang tidak memberinya uang lagi.

Sang kakek sebenarnya memberi uang sebesar Rp 2,2 miliar untuk membeli apartemen, tetapi semua tidak cukup bagi Daria.

"Semua temannya mengatakan kepada kami Daria dan Kolesnikov amat cocok satu sama lain," ujar penyidik.

"Namun, teman-temannya mengatakan Daria tidak senang dengan uang yang diberikan untuk keperluan hariannya," tambah penyidik.

Penyidik mengatakan, Daria amat tenang saat menjalani pemeriksaan dan terus membantah keterlibatan dirinya dalam pembunuhan itu.

"Kesan yang kami dapat adalah dia amat cerdas, berhati-hati, sekaligus berdarah dingin," demikian penyidik.

Menurut penyidik bukti yang memberatkan Daria berasal dari pengakuan sang kakek, kerabat lainnya, dan sang kekasih.

Saat diperiksa Kolesnikovmengatakan, Daria memerintahkan dia mencekik ibunya dan Daniil terlebih dulu.

Setelah membunuh kedua orang itu, Kolesnikov melempar bajunya ke oven untuk memicu api yang akhirnya membakar kediaman Elena.

Baca juga: Polisi Banglades Tahan Warga Inggris Otak Pembunuhan Bloger

Di sisi lain, ayah Daria, Igor Pereverzev bersikukuh putrinya itu tidak mungkin menjadi dalang pembunuhan.

"Saya yakin 100 persen dia tak mungkin terlibat. Anda tak bisa memenjarakan seseorang hanya karena dia tak menangis dalam pemakaman," kata Igor.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com