Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etnis Albania yang Tersebar di Seluruh Dunia

Kompas.com - 23/06/2018, 15:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TIRANA, KOMPAS.com - Selebrasi yang dilakukan dua pemain timnas Swiss, Granit Xhaka dan Xerdan Shaqiri, ke gawang Serbia Sabtu dini hari (23/6/2018) menuai kontroversi.

Sebab, dalam laga yang dimenangkan Swiss 2-1 tersebut, Xhaka dan Shaqiri menempelkan tangan di dada, dan membentuk burung.

Gestur tersebut merupakan lambang negara Albania. Dua bintang Premier League itu merupakan keturunan Albania-Kosovo.

Baca juga: Selebrasi Berbau Politis, Shaqiri dan Xhaka Terancam Sanksi

Mereka pindah ke Swiss saat masih kecil karena berkecamuk perang antara Serbia dengan Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) pada 1999.

Migrasi merupakan hal yang tak asing bagi etnis Albania. Jika merujuk sejarah, mereka telah melakukannya pada abad ke-15 silam.

Dikutip dari berbagai simber, berikut merupakan sejarah diaspora etnis Albania hingga tersebar di seluruh penjuru dunia.

1. Sejarah
Fenomena imigrasi Albania terjadi setelah Kerajaan Albania yang dibentuk pada 1272 Charles dari Anjou kalah oleh Kekaisaran Turki Ottoman di abad ke-15.

Kekalahan pada abad yang dikenal sebagai Abad Pertengahan itu memaksa etnis Albania mengungsi ke Calabria di selatan Italia, dan Yunani.

Organisasi Internasional untuk Migrasi Albania mencatat, antara 1468 hingga awal abad 16, ada 200.000 Albania yang mengungsi sebagai akibat penaklukan Ottoman.

Dipicu oleh industrialisasi dan urbanisasi di sejumlah negara Eropa, etnis Albania kembali melakukan migrasi di akhir abad 19 hingga awal abad 20.

Baca juga: Muslim Albania Bantu Bangun Gereja Katolik yang Dihancurkan Komunis

Para sejarawan menulis, pada masa itu, orang-orang Albania berpindah ke negara Eropa sekitar seperti Serbia maupun Romania.

Mereka juga memutuskan menempuh perjalanan jauh, dan tinggal di benua berbeda seperti Mesir, Amerika Serikat, Argentina, hingga Australia.

Pada masa itu, alasan utama mereka melakukan migrasi selain kesulitan sosio politik, juga lemahnya ekonomi di Albania yang membuat mereka pindah.

Dalam sebuah laporan yang dicatat pada periode 1930-1944, ada sekitar 152.000 etnis Albania yang berimigrasi ke negara lain.

Gelombang imigrasi juga makin bertambah seiring berkuasanya diktator Enver Halil Hoxha antara 1944 hingga kematiannya di 1985.

Pada dekade 1990 hingga menjelang 2000, mereka kembali melakukan perpindahan yang dibagi ke dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama terjadi pada 1991-1992 saat kejatuhan rezim komunis, dan pemilihan demokratis untuk pertama kalinya digelar.

Dari laporan yang tercatat, 24.000 warga Albania mendarat di kawasan pantai Italia hanya dalam hitungan hari, dan menjadi krisis nasional baik Italia maupun Albania.

Migrasi kedua pada 1997 terjadi saat Albania dilanda perang saudara antara pemberontak dengan pemerintahan Presiden Sali Berisha.

Adapun yang ketiga terjadi saat 1998 karena berkecamuk Perang Kosovo di 1998-1999 antara Republik Yugoslavia dengan pemberontak yang dibantu Albania dan NATO.

Baca juga: Kisah Anak-anak Albania Korban Tradisi Balas Dendam Berdarah

Selebrasi Granit Xhaka pada laga Serbia vs Swiss, 22 Juni 2018, dianggap mengandung unsur politik. Twitter.com/5liveSport Selebrasi Granit Xhaka pada laga Serbia vs Swiss, 22 Juni 2018, dianggap mengandung unsur politik.
2. Jumlah Diaspora di Seluruh Dunia
Menteri Diaspora Albania, Pandeli Majko, mengatakan diaspora Albania yang tersebar di seluruh dunia diperkirakan jumlahnya lebih banyak daripada di negara asal.

"Data awal kami memperlihatkan ada sekitar 5.000 orang yang tinggal di negara asing," kata Majko dilansir kantor berita IBNA.

Statistik yang dipunya Majko memperlihatkan, ada 1.655 etnis Albania di Yunani, 1,600 di Italia, 768 di Jerman, 750 di Inggris, 92 di Belanda, dan 52 di Austria.

Baca juga: Serbia-Kosovo Rujuk, Kembalikan 6 Menit yang Hilang dari Jam Eropa

Sementara jika melihat sensus yang dilakukan berbagai negara di dunia sejak 1991 hingga 2015, ada 19.501.255 diaspora Albania.

Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada 2.753.174 yang tinggal di Albania sendiri merujuk kepada sensus per 2011.

Banyaknya jumlah diaspora membuat pemerintah Albania mulai menggelar pencatatan untuk menentukan jumlah pasti warga mereka di dunia.

Menteri Dalam Negeri Sajmir Tahiri dikutip Balkan Insight pada 2015 berkata, Tirana sudah memulai proses "kontrak patriotik".

Dia menjelaskan, dalam sensus itu, pemerintah bakal membuka portal internet di mana etnis Albania bisa mendeklarasikan dirinya.

Setelah itu, portal bakal memberikan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh si deklarator, kemudian mereka resmi teregistrasi.

Cara lain adalah dengan mendaftarkan diri pada kantor kedutaan besar maupun konsulat yang ada di negara-negara sahabat.

Dengan cara tersebut, pemerintah bisa memastikan di mana saja mereka tinggal. Diaspora juga bisa berkesempatan mendapat hak pilih.

3. Konferensi Diaspora Albania
Pada 18-20 November 2016, di Tirana diadakan Konferensi Diaspora Albania pertama, dan dihadiri 800 perwakilan etnis Albania seluruh dunia.

Dalam pidatonya, Perdana Menteri Edi Rama berharap, konferensi tersebut menjadi babak baru dalam perjalanan negara Albania maupun diasporanya.

"Kita akan mendiskusikan dan membahas bagaimana memperkuat negara kita agar menjadi makmur di masa depan," ujar Rama dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Gara-gara Cekcok Serbia-Kosovo, Jam Elektrik di Eropa Telat 6 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com