Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Mahkota Saudi Akan Bangun Kota Baru Bernilai Rp 6.700 Triliun

Kompas.com - 26/10/2017, 19:55 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Bloomberg

RIYADH, KOMPAS.com - Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, negeri itu tengah berbicara dengan beberapa perusahaan besar di dunia.

Hal ini dilakukan sebagai bagian untuk mengembangkan sebuah kota yang akan dibangun Arab Saudi di pesisir Laut Merah berbiaya 500 miliar dolar AS atau sekitar Rp 6.700 triliun.

Neom, nama proyek raksasa itu, dijadwalkan akan dibuka pada 2025, dengan operasional terbatas paling cepat pada 2020.

Kepada Bloomberg News, Pangeran Mohammed mengatakan, Amazon, Alibaba Group Holdin, dan Airbus adalah sebagian perusahaan raksasa dunia yang terlibat dalam pembicaraan itu.

Baca juga : Benarkah Mantan Putra Mahkota Saudi Kini Dikurung di Istananya?

"Kami berdiskusi dengan siapa saja. Kami memiliki daftar nama dari seluruh dunia yang terkait dengan proyek ini," kata pangeran berusia 32 tahun itu.

Pangeran Mohammed mengatakan, dia mencoba untuk membawa Arab Saudi keluar dari ketergantungan terhadap produksi minyak bumi.

Perubahan ekonomi dan sosial yang direncanakan sejak 2015 sudah termasuk penjualan saham perusahaan minyak Aramco dan mengakhiri larangan perempuan mengemudikan mobil.

Pekan ini, Pangeran Mohammed akan mengumumkan proyek ambisius itu sekaligus membawa Saudi menjadi negara Islam yang lebih moderat.

Kembali ke proyek kota Neom, Pangeran Mohammed berambisi kota itu akan menjadi kota yang dikendalikan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi internet.

"Robot pertama di kota Neom adalah Neom sendiri," kata sang pangeran.

Baca juga : Arab Saudi Punya Putra Mahkota Baru, Apa Dampaknya bagi Harga Minyak?

"Berkas kesehatan Anda tersambung dengan pasokan kebutuhan rumah Anda, dengan mobil Anda, dengan keluarga, dan dengan berkas-berkas lain. Dan sistem akan mengembangkan diri sendiri untuk memberi Anda hal yang lebih baik," papar dia.

Ini bukan kali pertama Arab Saudi berencana untuk membangun sebuah kota baru di tengah gurun pasir.

Sejumlah rencana serupa yang pernah dilontarkan Arab Saudi tak berbuah dengan baik.

"Apakah Arab Saudi akan mengulangi kesalahan di masa lalu? Kerajaan ini memiliki rekor buruk dalam hal menyelesaikan proyek raksasa," demikian ulasan Capital Economics, sebuah lembaga konsultan yang berbasis di London.

Menanggapi hal ini, Pangeran Mohammed mengatakan, pemerintah Arab Saudi kini tengah bekerja untuk meneruskan sejumlah proyek yang terbengkalai.

Salah satunya dalah distrik keuangan Raja Abdullah di ibu kota Riyadh. Tahap pertama distrik keuangan ini akan dibuka tahun depan.

Dan dua tahun setelah dibuka Distrik Keuangan Raja Abdullah akan menjadi tuan rumah KTT G-20.

Baca juga : Pertanyaan di Balik Penunjukan Putra Mahkota Arab Saudi

Namun, Neom merupakan sebuah pertaruhan tak hanya uang tetapi juga kredibilitas Arab Saudi.

"Pemerintah dan investor menanamkan ratusan miliar dolar dalam proyek ini," ujar Pangeran Mohammed.

Biaya pembangunan kota sebesar Rp 6.700 triliun akan diperoleh dari pemerintah Arab Saudi serta para investor lokal dan internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com