Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak Yatim Piatu India Miliki Hotel Mewah di Tasmania

Kompas.com - 29/08/2017, 08:26 WIB

KOMPAS.com - Eaglehawk Neck di Semenanjung Tasman memiliki sejarah yang membanggakan bagi Australia.

Namun kisah tentang anak yatim piatu asal India dan hubungannya dengan kawasan tersebut kurang terdengar.

Sebelum hotel Lufra di Eaglehawk Neck dibeli oleh Reg Ansett, hotel tersebut dimiliki dan dikelola oleh Chokria "Chokey" Nuroo. Chokey membelinya di tahun 1906.

Chokey mengelola hotel tersebut selama 30 tahun, bersama istrinya asal Tasmania dan ketujuh anaknya.

Peter Derkley adalah manajer umum hotel saat ini. Ia telah mengumpulkan sejumlah barang-barang saat Chokey berada di kawasan Eaglehawk Neck.

Baca: Anak Yatim Piatu itu Jadi Pengusaha Sukses

Ia menganggap Chokey sebagai sosok orang India yang patut dikenal oleh warga Tasmania.

"Saya menjadi penasaran bagaimana anak yatim piatu bisa menjadi mapan di Tasmania," kata Peter.

"Dia adalah penyedia kapal uap, yang pasti sangat besar, lalu entah bagaimana menjadi pemilik sebuah bangunan dan perusahaan yang cukup besar."

Dari pelayan ke pengusaha hotel

Foto dari Chokey Nuroo di awal tahun 1900-an. Chokey Nuroo, anak yatim piatu dari India yang sukses di Tasmania, Australia.Peter Derkley via ABC News Foto dari Chokey Nuroo di awal tahun 1900-an. Chokey Nuroo, anak yatim piatu dari India yang sukses di Tasmania, Australia.
Chokey lahir di Kolkata, India yang kemudian dikenal sebagai kota Kolkata, pada tahun 1874.

Lalu ia diadopsi sembilan tahun kemudian oleh pengusaha dan manajer pameran asal Perancis, Jules Joubert, yang sedang menggelar pameran internasional di Kolkata.

Chokey berkeliling dunia dengan Jules, yang dikabarkan dibawa ke sejumlah pameran dan dianggap sebagai anak muda dari Timur yang ekotis.

Akhirnya, Jules membawa pameran tersebut ke Tasmania.

Dia dan Chokey tiba di Launceston pada tahun 1891 dengan laporan berita yang menyebut Chokey sebagai "Pelayan Jules dari India".

Pasangan ini terus menggelar pameran keliling, sebelum kembali ke Hobart di tahun 1893.

Entah karena alasan apa, Chokey memutuskan meninggalkan Jules dan menjadikan tasmania sebagai rumahnya.

Chokey bekerja sebagai penyedia kebutuhan yang memasok sejumlah kapal uap sebelum membeli sebuah bekas sanatorium di Hobart yang menghadap ke Teluk Pirates di Semenanjung Tasman.

Baca: Surono, Pemecah Batu yang Hidupi 65 Anak Yatim

Ia mengubah dan mengelolanya menjadi sebuah hotel yang menguntungkan. Ia pun menjadi sosok yang sangat dicintai di kawasan Eaglehawk Neck.

Chokey meninggal pada 5 Februari 1941, di usia 66 tahun. Upacara pemakamannya di Cornelian Bay dipenuhi banyak orang.

Chokey dimakamkan di Clyde Island, sebuah pulau kecil di lepas pantai Teluk Pirates, di mana sebuah plakat masih berdiri hingga saat ini.

Kondisi hotel Lufra di Pirates Bay, Eaglehawk Neck, Tasmania, tahun 1913.Aussie-Mobs/ABC News Kondisi hotel Lufra di Pirates Bay, Eaglehawk Neck, Tasmania, tahun 1913.
Properti itu dijual beberapa tahun setelah kematiannya dan sebuah hotel baru dibangun tidak jauh dari lokasi.

Dalam waktu enam bulan setelah gedung baru tersebut, Hotel tua Lufra dari kayu tersebut secara misterius terbakar.

Peter Derkley mengatakan kepada para tamu di hotel bahwa kisah keluarga Nuroo sangatlah penting dan menjadi hal yang ia sukai.

"Dia jelas ayah, atau sumber, dari kelompok keluarga besar di Tasmania," katanya.

"Fakta bahwa mereka masih memperingatinya, pasti karena keajaiban di sana."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com