Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Saat Idul Fitri, 162 Teroris Boko Haram Mati

Kompas.com - 26/06/2017, 21:15 WIB

N'DJAMENA, KOMPAS.com - Di penghujung bulan Ramadan dan disaat Hari Raya Idul Fitri, aparat keamanan di Chad melakukan serangan kepada gerombolan teroris Boko Haram.

Boko Haram pun terlibat pertempuran dengan serdadu Chad, di wilayah negara itu, sepanjang tanggal 24-25 Juni lalu, atau sehari sebelum, dan saat lebaran.

Seperti diberitakan AFP, Senin (26/6/2017), suasana Idul Fitri tak membuat kedua pihak menyepakati gencatan senjata.

Serdadu Chad pun terlibat pertempuran hebat, hingga delapan prajurit tewas.  

Baca: Hormati Idul Fitri, Tentara Filipina Umumkan Gencatan Senjata 8 Jam

"Pasukan kami menyerang elemen Boko Haram di lima pulau di dekat Nigeria pada tanggal 24 dan 25 Juni," kata Juru bicara kepolisian Chad Kolonel Azem.

Dia menyebutkan, selain ada delapan tentara yang tewas, juga ada 18 lainnya yang mengalami luka-luka.  

Sementara, di sisi Boko Haram ada 162 teroris yang mati dalam serangan itu.

Pasukan keamanan juga menghancurkan enam kendaraan beserta sebagian besar sepeda motor yang sering dikendarai para teroris saat mereka melakukan serangan.  

Chad adalah bagian dari kekuatan regional lima negara -juga terdiri dari Nigeria, Kamerun, Niger dan Benin - melawan Boko Haram.

Boko Haram yang berkedudukan di Nigeria dipersalahkan karena membunuh setidaknya 20.000 orang, dan menyebabkan 2,6 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.

Presiden Chad Idriss Deby mengancam akan menarik pasukan negara tersebut keluar dari operasi penjaga perdamaian di Afrika.

Dia mengatakan, keberadaan pasukan itu kurang mendapat dukungan keuangan dari pihak asing.

Sementara, Chad telah memberikan kontribusi kontingen terbesar ketiga kepada Minusma.

Minusma adalah misi penjaga perdamaian PBB, yang ditempatkan di Mali, sebagai tanggapan atas pemberontakan kelompok radikal Islam.

Ada 1.390 tentara Chad yang telah diterjunkan dalam misi itu.

Deby mengindikasikan, N'Djamena kekurangan bantuan untuk membayar 2.000 orang di Joint Task Force yang memerangi Boko Haram.

Kelompok itu muncul di Nigeria timur laut pada tahun 2009, dan dalam beberapa tahun belakangan menyerang seluruh perbatasan.

"Kami sama sekali tidak didukung oleh sisi keuangan dan ekonomi," kata Presiden dalam sebuah wawancara dengan beberapa media Perancis.

"Jika tidak ada yang dilakukan, jika terus berlanjut, Chad akan menarik diri," tambahnya.

"Kita tidak bisa terus di mana-mana - di Niger, di Kamerun dan di Mali. Semua itu sangat mahal."

Chad adalah salah satu daerah yang paling parah terlanda pertempuran di kawasan ini. Namun negara tersebut menghadapi krisis ekonomi besar.

Hal itu menjadi semakin parah karena rendahnya harga minyak yang menjadi sumber pendapatan utama negara itu.

Sering terjadi bentrokan di banyak wilayah di sekitar danau di Chad sejak konflik Boko Haram dimulai pada tahun 2009.  

Danau tersebut berbatasan dengan empat negara di ujung Sahara, Chad, Kamerun, Niger, dan Nigeria.

Baca: Satu Juta Anak Terjebak di Daerah yang Sulit Dicapai di Lembah Danau Chad  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com