Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2017, 11:48 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com -  Australia melalui Angkatan Udara-nya (RAAF) setuju untuk mengirim dua pesawat pengintai ke Filipina untuk membantu mengatasi milisi  pro-kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Dua pesawat tersebut adalah tipe AP-3C Orion, yang mampu melacak keberadaan anggota kelompok pemberontak Maute, kelompok lokal yang telah berbaiat kepada ISIS.

Kantor berita Reuters melaporkan, Filipina telah menerima tawaran bantuan dua pesawat pengintai itu dari Australia.

Gilbert Gapay, juru bicara militer Filipina, mengatakan bahwa dua pesawat pengintai itu akan membantu negaranya menangani  pegerakan kelompok radikal di Mindanao, Filipina selatan. 

Sudah lebih dari satu bulan kelompok ISIS masih bercokol di Marawi, kota Muslim, di Mindanao. Diperkirakan pula, para militan telah berbaur dengan para pengungsi di kota Iligan dan kota lainnya.

Baca: RI-Australia Sepakat Lawan Rencana ISIS Bangun Basis di Asia

"Ancaman kawasan dari terorisme, terutama dari Daesh dan militan asing, menjadi ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan-kepentingan kami," kata Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, dalam suatu pernyataan seperti dilaporkan Reuters. 

Bantuan Australia itu muncul di tengah ketakutan yang berkembang bahwa militan Maute dan sekutunya memiliki rancangan yang lebih kuat di wilayah-wilayah Filipina selatan dibandingkan yang dibayangkan sebelumnya. 

Mereka diperkirakan tengan menyusun rencana untuk melakukan serangan yang lebih besar dari serangan awal lima silam.

Dengan mampu bertahan hingga lebih dari satu bulan, jelas itu menggambarkan kemampuan personil dan persenjataan mereka.

Ancaman itu meningkat dengan kekalahan yang dialami ISIS di Suriah dan Irak.

Baca: Gempur ISIS di Filipina, Indonesia Bersekutu dengan Australia

Laporan-laporan intelijen mengungkapkan, ISIS sedang membangun kekuatan dan mencari lahan baru di luar Irak dan Suriah, termasuk  Filipina selatan untuk kawasan Asia Tenggara.

Mindanao, pulau berpenduduk 22 juta orang, adalah tempat para pemberontak dan bajak laut. Kelompok-kelompok penculik juga tumbuh subur selama berpuluh-puluh tahun di sana.

Sejumlah pakar keamanan mengatakan, berlarut-larutnya pertempuran di Marawi memperlihatkan kegagalan intelijen dan operasi militer Filipina.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com