Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahsyatnya Perburuan Safir "Hancurkan" Madagaskar, Pemerintah Tak Berdaya

Kompas.com - 03/04/2017, 08:20 WIB

ANTANANARIVO, KOMPAS.com - Perburuan batu safir membawa puluhan ribu orang masuk ke kawasan hutan hujan terpencil di sebelah timur Madagaskar, dan menodai area lingkungan yang dilindungi tersebut.

Kondisi tersebut mendorong keluarnya panggilan agar pihak militer terjun dan campur tangan untuk mengatasi persoalan ini.

Kondisi itu dipicu dengan penemuan safir berkualitas tinggi di daerah keanekaragaman hayati yang dikenal sebagai Koridor Ankeniheny-Zahamena. Temuan itu didapat dalam enam bulan terakhir.

Sebelum temuan ini pun, Madagaskar telah lama dikenal sebagai tempat ditemukannya banyak safir berkualitas dunia di seluruh penjuru negeri.

Hal itu diterangkan Vincent Pardieu, Gemologis asal Perancis yang telah mengunjungi tambang di negara itu sejak satu dekade lalu, dan terakhir berada di sana bulan lalu. 

"Saya hanya bisa bilang, temuan tersebut besar," kata Pardieu, seperti dikutip Associated Press, Senin (3/4/2017). 

Perdagangan batu mulia di seluruh dunia pun telah membuktikan betapa safir dari Madagaskar memiliki kualitas yang amat bagus, besar dan sangat jernih.

"Temuan itu merupakan capaian terpenting di Madagaskar sejak 20-30 tahun terakhir," kata dia.

Kini, puluhan ribu penambang dan pedagang batu mulia terjun ke kawasan hutan hujan di sekitar perkampungan Bemainty.

Dampaknya sangat dahsyat dalam merusak lingkungan. Para penambang membabat sekian banyak lahan di kawasan hutan yang dilindungi itu.

Kelompok Konservasi Lingkungan Internasional bersuara meminta pertolongan atas kondisi tersebut.

Bank Dunia menyebut, negara pulau itu terkenal dengan keanekaragaman hayati dan hutan lindung di daerah koridor timur adalah salah satu sumber daya Madagaskar yang paling berharga.

Koridor itu menjadi tempat bagi lebih dari 2.000 spesies tumbuhan yang tak ada di wilayah lain di dunia.

Selain itu, ada 14 spesies lemur yang populasinya di ambang kepunahan. Demikian data yang dilansir Kementerian Lingkungan, Ekologi, dan Kehutanan setempat. 

Lemur (bahasa Latin: lemures) adalah hewan dari ordo primata yang hidup dan tinggal di Madagaskar.

Arti dari kata lemures ini adalah makhluk atau arwah di malam hari atau hantu.

Hal ini mungkin karena bentuk mata dari hewan ini dapat memantulkan cahaya di malam hari disertai dengan teriakan nyaring.

Saat ini, ketika otoritas setempat tak mampu mengendalikan situasi, Konservasi Internasional menyerukan campur tangan militer.

"Kami telah membuat permohonan kepada pemerintah di sana agar menerjunkan aparat militer untuk mengatasi persoalan ini," kata Bruno Rajaspera, Direktur Konservasi Internasional untuk proyek ini.

"Namun ternyata, terlalu banyak orang yang berpengaruh yang terlibat dalam perdagangan batu itu," kata dia lagi.

"Sehingga, pemerintah pun tak berani untuk mengambil langkah kongkret," tegas Rajaspera.

Terkait isu ini pula, Kantor Perdana Menteri Madagaskar tak memberikan respons atas permintaan wawancara. 

Selama ini, Madagaskar menghasilkan hampir setengah dari total produksi batu safir dunia, berkualitas terbaik. 

Informasi itu diungkapkan Michael Arnstein, Presiden The Natural Sapphire Company, sebuah perusahaan yang berkedudukan di AS dan bergerak di bidang bisnis batu mulia.

Arnstein, yang kerap mengunjungi negara itu selama dua dekade terakhir mengatakan, 70 persen perdagangan safir dikendalikan warga Sri Lanka. 

Mereka menyelundupkan batu-batu indah itu kembali ke negara mereka, untuk dipotong dan kemudian dikirim lagi ke luar negeri.

Diyakini, bisnis di Madagaskar ini bernilai 150 juta dollar AS setiap tahun. Namun angka pastinya sulit diketahui karena industri ini tak diatur dengan baik di sana.

"Segalanya berlangsung ilegal, tak ada yang mengawasi, tak ada pajak, berantakan sekali," kata Arnstein.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com