Mantan Presiden Park Ditahan, Puluhan Ribu Warga Korsel Turun ke Jalan

SEOUL, KOMPAS.com - Puluhan ribu pendukung mantan Presiden Korea Selatan Park geun-hye, Sabtu (1/4/2017), turun ke jalan untuk mendesak dibebaskannya Park dari tahanan. 

Seperti yang telah diberitakan, Park ditangkap dan kini mendekam di balik jeruji besi terkait tuduhan korupsi.

Baca: Mantan Presiden Korsel, Park Geun-hye, Ditangkap dan Ditahan

Dengan mengibar-ngibarkan bendera kebangsaan Korsel, bendera Amerika Serikat dan berteriak-teriak ala militer, mereka mengumandangkan tuntutan tersebut di Kota Seoul.

Sebelumnya pula, Mahkamah Konstitusi Korsel pada 10 Maret 2017, mengesahkan pencopotan Park dari jabatan Presiden. Dia mengalami pemakzulan di parlemen pada bulan Desember 2016.

Ribuan pasukan Kepolisian Kota Seoul diterjunkan untuk mengawal berjalannya aksi unjuk rasa ini. 

Juga terlihat ratusan bus yang digunakan untuk memecah konsentrasi massa menjadi dua bagian.

Dengan berkumpul di jalan-jalan sekitar Balai Kota Seoul, para pendukung Park, -yang banyak di antaranya adalah orang-orang di atas usia 60 tahun, menyerukan desakan mereka.

Seruan "Bebaskan Presiden Park" dan "Bubarkan Majelis Nasional" berkumandang dalam aksi itu.

Para pendemo pun menuduh rival Park sebagai kelompok kiri pendukung Korea Utara. Orang-orang itu disebut oleh para pendemo sebagai pengkhianat.

"Dia bisa saya menghindar dari semua tuduhan ini jika dia mau, tapi Park telah menyediakan dirinya sebagai martir," kata Jung Mi-hong, salah satu peserta demo.

"Dia menawarkan diri untuk berkorban demi melindungi konstitusi di republik ini, dan demi kejayaan demokrasi," kata dia lagi.

Chung Kwang-taek, seorang pendemo lain mengatakan, lawan politik Park dengan keji menyerang seorang wanita yang telah mengabdikan hidupnya untuk bangsa.

Kejaksaan bisa menahan Park hingga jangka waktu 20 hari ke depan, sejalan dengan persiapan dakwaan formal yang akan disampaikan.

Baca: Dicopot dari Jabatan Presiden, Park Geun-hye Kini Kena Kasus Anjing