Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai Negeri di Swedia Diusulkan Bisa Berhubungan Seks di Jam Kerja

Kompas.com - 26/02/2017, 08:21 WIB

OVERTORNEA, KOMPAS.com — "Ini hanya tiga huruf kecil, sex," kata Per-Erik Muskos dengan nada riang, menepiskan tudingan bahwa ia berusaha ikut campur dalam kehidupan pribadi orang.

Dalam bahasa Indonesia, kata itu diterjemahkan menjadi empat huruf, yakni "seks".

Muskos adalah anggota Dewan Kota di Overtornea, sebuah kota kecil Swedia.

Muskos menjadi berita utama pekan ini setelah mengusulkan agar pegawai pemerintah diperbolehkan istirahat pada hari kerja untuk berhubungan seks.

"Kita perlu saling perhatian satu sama lain," kata Muskos kepada BBC.

"Jika hal itu dapat membuat hubungan (pasangan) lebih baik, langkah itu sangat bermanfaat," katanya.

Ide unik Muskos ini merupakan contoh terbaru dari langkah pejabat yang mendorong ditingkatkannya hubungan seks.

Di beberapa negara, hal itu terkait dengan rendahnya tingkat kelahiran.

Muskos yakin usulannya akan disetujui saat diajukan kepada sesama anggota dewan dalam beberapa bulan mendatang.

Di balai kota itu, sekarang ini 550 pekerjanya sudah mendapatkan fasilitas satu jam seminggu pada waktu kerja untuk melakukan latihan kebugaran atau kegiatan sejenis.

Jika usul terbaru ini disetujui, para pegawai akan diperbolehkan pulang selama beberapa saat di jam kerja untuk menikmati waktu yang sangat pribadi dengan pasangan mereka di rumah atau di tempat lain.

Lima negara lain mendorong hubungan seks warganya

Korea Selatan: Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan menganjurkan para pegawai untuk pulang dan beranak pinak.

Setiap bulannya, ada satu hari mereka mematikan lampu gedung pada jam 19.00, relatif terlalu awal untuk negeri yang dikenal dengan etos kerja keras dan jam kerja yang panjang.

Itu membuat mereka mendapat julukan "Kementerian Perjodohan".

Rusia: Sejak dasawarsa lalu, negeri itu menetapkan 12 Desember sebagai "Hari Pembuahan".

Di beberapa daerah, pasangan yang kemudian mendapatkan anak persis sembilan bulan kemudian, pada Hari Nasional 12 Juni, mendapatkan hadiah khusus.

Italia: Akhir tahun lalu, hotel-hotel di Assisi, Italia, menawarkan liburan gratis kepada pasangan yang mengandung di sana.

Namun, upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang menurun itu mendapat kecaman luas.

Taiwan: Sejumlah langkah diambil untuk menghentikan laju penurunan kelahiran, termasuk "bonus bayi", bantuan pembiayaan pengobatan kesuburan, dan ditambahnya subsidi untuk perawatan anak.

Jalan itu diambil, selain berbagai acara perjodohan di antara staf di kementerian dalam negeri yang belum menikah.

Romania: Sejak tahun 1960-an, rezim Nicolae Ceausescu tidak segan dalam menggunakan metode paling otoriter untuk mendongkrak tingkat kelahiran, antara lain melarang pendidikan seks, melarang kontrasepsi, menyatakan janin sebagai "milik seluruh masyarakat", dan memaksa perempuan untuk menjalani pemeriksaan klinis.

Hal itu agar kaum perempuan dapat dipantau secara teratur sehingga kehamilan bisa ditentukan dan dipantau sedini mungkin.

Membujuk kaum muda

Muskos mengatakan, memang ada sejumlah penentangan terkait usulannya ini.

"Orang-orang berpandangan, kita tidak harus turut campur tentang hal itu. Mereka menganggap orang-orang akan dapat memperbaiki sendiri (jika ada masalah dalam hubungan," katanya.

Kota Overtornea berada di Swedia utara, di perbatasan dengan Finlandia, dan kota-kota seperti ini berada di garis depan menurunnya tingkat kelahiran di Swedia.

Populasi kota itu yang sekitar 4.500 orang terus menurun, sedangkan usia rata-rata meningkat.

"Banyak anak muda meninggalkan kota pada hari ketika mereka menyelesaikan sekolah," kata Muskos.

Namun, usulannya tidak hanya demi meningkatkan angka kelahiran, tetapi tentang meningkatkan kualitas kehidupan orang, terutama perempuan.

"Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan orang," kata dia.

"Ketika berada di rumah, Anda memiliki media sosial. Anda harus mengantar anak-anak Anda untuk sepak bola dan hoki es. Anda tidak punya waktu untuk saling mengurus satu sama lain dan menghabiskan waktu bersama-sama tanpa anak-anak."

Ia percaya usul ini dapat mengatasi persoalan ini dan membuat kota mereka jadi tempat yang lebih menarik untuk tinggal.

"Jika kehidupan di sini lebih baik, orang-orang muda mungkin tinggal," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com