Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Orang Maroko Sampah, Geert Wilders Mau Belanda untuk "Orang Belanda"

Kompas.com - 20/02/2017, 07:43 WIB

SPIJKENISSE, KOMPAS.com - Pemimpin Partai Kebebasan (PVV) Belanda, Geert Wilders, memulai kampanye pemilihan umum untuk parlemen, dengan menyebut sebuah pernyataan kontroversial.

Dia menyebut banyak orang Maroko yang menetap di Belanda sebagai "sampah".

Wilders melontakan kalimat itu di Spijkenisse, kantung suara PVV. Wilayah itu banyak dihuni warga dari beragam etnis.

"Banyak orang Maroko yang merupakan sampah di Belanda yang membuat jalan-jalan tidak aman," kata dia seperti dilansir BBC, Sabtu waktu setempat.

"Jika kalian ingin menguasai kembali negara ini, buatlah Belanda untuk rakyat Belanda lagi, maka Anda seharusnya hanya memilih partai ini," kata Wilders.

Demikian pula kantor berita AFP menyebut, dengan pernyataan menyengat kaum imigran ini, Wilders pun mengaku ingin mengembalikan Belanda untuk "orang Belanda".

Selama ini, Wilders dikenal sebagai politisi kontroversial di Belanda. Dia dikenal dengan aliran politiknya yang anti Muslim, anti imigrasi, dan anti Uni Eropa.

Politisi ini juga dikenal sebagai pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ucapan Wilders pun mendapat kecaman dari sekelompok demonstran yang juga muncul di tempat yang sama.

"Hal-hal yang akan dia laksanakan membuat saya sangat, sangat takut," kata Emma Smeets, salah seorang demonstran.

"Banyak orang sudah terbiasa dengan retorikanya dan mereka tidak lagi memprotes," ujarnya.

"(Tapi) saya pikir penting untuk menyuarakan suara Anda, bahwa Anda tidak sepakat dengan keadaan yang terjadi, juga berinteraksi langsung dengan orang-orang yang memilih dia," tegas Smeets.

Belanda akan menggelar pemilihan umum pada 15 Maret 2017 untuk memilih 150 anggota parlemen.

PVV memimpin di sejumlah jajak pendapat dan difavoritkan akan memenangi pemilu.

Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) yang beraliran liberal pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte membututi PVV di urutan kedua.

Namun, bukan berarti Wilders akan langsung menjadi Perdana Menteri baru Belanda.

Sistem parlementer proporsional yang dianut Negeri Kincir Angin ini mengartikan, tidak ada partai yang dapat memerintah tanpa membentuk koalisi.

Walaupun meraih suara terbanyak, PVV diyakini akan sulit untuk membentuk koalisi karena partai-partai lain mengatakan tidak ingin bekerja sama dengan Wilders.

Mereka memandang Wilders mengumandangkan pandangan yang terlalu ekstrim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com