Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kekuatan Filipino-Americans

Kompas.com - 05/11/2016, 10:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Orang Filipina-Amerika seperti Angelica membuat perbedaaan bagi komunitas lokalnya. Di Santa Clara saja ada 60.000 orang Filipina-Amerika dan ini bisa menjadi sumber kekuatan politik di masa depan.

Jadi, sementara keputusan Duterte mempermasalahkan perdagangan dan investasi China secara ekonomi sangatlah cerdik maka retorika anti-Barat-nya justru dinilai tidak membuat nyaman warganya baik yang berada di Filipina maupun di luar negeri.

Satu hal yang perlu disadari Duterte adalah bahwa pada 2015 Filipina menerima pengiriman uang sebesar 9,7 miliar dolar AS dari warganya di Amerika.

Jadi, meskipun pemerintah Filipina berusaha mengurangi ketergantungan pada dana kiriman warganya (di luar negeri), remitansi tetap menjadi bagian yang penting bagi perekonomian negara ini.

Kemudian industri Business Process Outsourcing (BPO) yang juga perlu menjadi pertimbangan Duterte. Pada 2015, dari subsektor IT telah dihasilkan 1,2 juta lapangan pekerjaan dan penerimaan negara sebesar 22 miliar dolar AS. Ini merupakan sumber penerimaan terbesar kedua dalam dolar Amerika bagi Filipina.

Selain itu, Amerika juga diperkirakan telah menjadi klien terbesar BPO Filipina yakni sekitar 65 persen pasar domestik.

Maka bukanlah suatu kebetulan ketika Information Technology and Business Process Association of the Philippines (IBPAP) meminta bertemu khusus dengan Presiden Duterte begitu dia menyampaikan ide tentang "berpisah dari Amerika".

Apa yang akan terjadi terhadap perekonomian Filipina jika Duterte benar-benar mewujudkan idenya memisahkan diri dari Amerika dan Barat?

Akankah orang-orang Filipina yang tinggal di Amerika atau mereka yang sudah kembali ke kampung halamannya dapat mengandalkan hidupnya pada Duterte?

Akankah Filipina masih bisa mendapatkan keuntungan dari kemampuan dan kerja keras warganya di luar negeri?

Ini adalah pertanyaan yang tidak akan pernah hilang dan perlu dijawab oleh pemimpin Filipina cepat atau lambat.

*Artikel CERITALAH USA--akan terbit setiap hari mulai Kamis (3/11/2016)-- merupakan rangkaian dari CERITALAH ASEAN, yang ditulis dari perjalanan Karim Raslan selama 10 hari ke AS dalam rangka mengamati pemilu di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com