Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi India Selidiki Kasus Remaja yang Meninggal Dunia Usai Puasa 68 Hari

Kompas.com - 10/10/2016, 18:16 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kepolisian India menyelidiki orangtua anak perempuan berumur 13 tahun yang meninggal dunia pekan lalu setelah melakukan puasa keagamaan selama 68 hari.

Polisi di kota Hyderabad mengatakan kepada BBC bahwa mereka ingin mengetahui apakah Aradhana Samdariya, nama bocah itu, dipaksa berpuasa.

Kedua orangtuanya bersikukuh, Aradhana sukarela berpuasa sesuai dengan anjuran Jainisme, salah satu agama tertua dunia.

Sejumlah laporan menyebutkan Aradhana selama 68 hari hanya minum air tanpa makan apapun.

Dua hari setelah menghentikan puasanya pekan lalu, dia meninggal dunia. Para ahli memandang tubuh manusia dapat bertahan tidak makan selama dua bulan.

Seorang juru bicara polisi mengatakan, kasus ini diproses setelah sebuah organisasi hak anak-anak mengajukan tuntutan.

Laxmi Chand dan Manshi Samdariya diduga melakukan kelalaian sehingga menyebabkan kematian putrinya sesuai dengan Undang-undag Keadilan bagi Anak-anak.

Orang tua Aradhana, pengusaha permata kaya di Hyderabad, menyangkal mereka memaksa anak perempuannya berpuasa.

"Dia meminta izin untuk melakukan puasa tanpa makan atau upvaas. Kami memintanya untuk berhenti puasa setelah 51 hari tetapi dia tidak mau berhenti. Puasanya adalah sukarela. Tidak seorang pun memaksanya," kata Samdariya.

Tetapi pegiat sosial menolak pernyataan keluarga tersebut.

"Negara seharusnya malu bahwa praktik tersebut masih dilakukan. Guru ayahnya menasehati keluarga tersebut jika dia berpuasa selama 68 hari, maka usahanya akan diuntungkan," kata pegiat Achyut Rao kepada BBC Hindi.

"Anak perempuan tersebut dibuat hanya meminum air dari matahari terbit sampai terbenam. Tanpa garam atau jeruk atau apapun," tambah Rao.

Rao juga mengecam keluarga tersebut karena tidak melakukan prosesi keagamaan "untuk menjadikan anak perempuan mereka sebagai anak suci".

"Bagian yang mengejutkan adalah keluarga ini bahagia karena dia menjadi satu dari sedikit orang yang diambil Tuhan," katanya.

Puasa dalam jangka waktu lama banyak dilakuan penganut Jainisme, kelompok keagamaan minoritas di India.

Para pegiat sering kali mengecam praktik kontroversial lain misalnya santhara, di mana umat Jain berpuasa makan dan minum untuk mempersiapkan kematian.

Berbagai agama di dunia mengajarkan umatnya untuk berpuasa, misalnya puasa Ramadhan bagi Muslim, puasa Lent umat Kristen, puasa Yahudi saat Yom Kippur, di samping puasa umat Hindu.

Namun, tidak satupun umat dari agama-agama ini melakukan puasa sampai kelaparan atau meninggal dunia.

Meskipun demikian para pemimpin agama Jain tetap membela praktik puasa dalam waktu panjang.

"Wanita hamil dan orang yang tidak sehat seharusnya tidak berpuasa. Tidak ada larangan bagi anak yang berpuasa. Tetapi seberapa lama mereka berpuasa seharusnya bergantung kepada kemampuan perseorangan," kata Maharasa Ravinder Muniji, seorang biarawan Jain di Hyderabad kepada situs internet Firstpost.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com